Penyerapan anggaran kesehatan diproyeksikan sebesar Rp72,73 triliun
26 Agustus 2020 21:04 WIB
Ilustrasi. Sejumlah tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri lengkap saat jam pertukaran shift di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan proyeksi penyerapan anggaran kesehatan dalam rangka pemulihan akibat pandemi COVID-19 sampai akhir 2020 sebesar Rp72,73 triliun. ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menyampaikan proyeksi penyerapan anggaran kesehatan dalam rangka pemulihan akibat pandemi COVID-19 sampai akhir 2020 sebesar Rp72,73 triliun.
"Tidak ada pemangkasan atau pengurangan anggaran kesehatan, alokasinya tetap Rp87,55 triliun. Namun dari hasil analisis, proyeksi penyerapan sampai dengan akhir tahun kemungkinan akan terserap Rp72,73 triliun," tegas Susiwijono di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan anggaran yang kemungkinan tidak terserap itu, akan di realokasi ke program baru, yang masih dalam kelompok sama (kelompok Kesehatan).
"Namun dengan usulan program yang baru, yang lebih operasional dan bisa realisasi anggaran," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah mengutamakan belanja kesehatan untuk penanganan pandemi COVID-19 dengan menggunakan produksi nasional guna menumbuhkan geliat ekonomi dalam negeri.
"Produksi nasional diutamakan agar memberikan dampak berganda kepada masyarakat," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (31/7).
Ia menyampaikan pemerintah akan menggenjot belanja kesehatan yang sudah dianggarkan pemerintah sebesar Rp87,55 triliun dalam biaya penanganan COVID-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa realisasi anggaran kesehatan mencapai Rp7,36 triliun atau 8,4 persen dari pagu Rp87,55 triliun.
Realisasi anggaran itu meliputi insentif kesehatan pusat dan daerah Rp1,86 triliun, santunan kematian tenaga kesehatan yang meninggal Rp21,6 miliar, gugus tugas COVID-19 Rp3,22 triliun, serta insentif bea masuk dan PPN kesehatan Rp2,26 triliun.
Baca juga: Pemerintah sesuaikan anggaran bidang kesehatan jadi Rp72,73 triliun
Baca juga: Anggaran Kemenkes 2021 dukung prioritas pengendalian COVID-19
"Tidak ada pemangkasan atau pengurangan anggaran kesehatan, alokasinya tetap Rp87,55 triliun. Namun dari hasil analisis, proyeksi penyerapan sampai dengan akhir tahun kemungkinan akan terserap Rp72,73 triliun," tegas Susiwijono di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan anggaran yang kemungkinan tidak terserap itu, akan di realokasi ke program baru, yang masih dalam kelompok sama (kelompok Kesehatan).
"Namun dengan usulan program yang baru, yang lebih operasional dan bisa realisasi anggaran," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah mengutamakan belanja kesehatan untuk penanganan pandemi COVID-19 dengan menggunakan produksi nasional guna menumbuhkan geliat ekonomi dalam negeri.
"Produksi nasional diutamakan agar memberikan dampak berganda kepada masyarakat," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (31/7).
Ia menyampaikan pemerintah akan menggenjot belanja kesehatan yang sudah dianggarkan pemerintah sebesar Rp87,55 triliun dalam biaya penanganan COVID-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa realisasi anggaran kesehatan mencapai Rp7,36 triliun atau 8,4 persen dari pagu Rp87,55 triliun.
Realisasi anggaran itu meliputi insentif kesehatan pusat dan daerah Rp1,86 triliun, santunan kematian tenaga kesehatan yang meninggal Rp21,6 miliar, gugus tugas COVID-19 Rp3,22 triliun, serta insentif bea masuk dan PPN kesehatan Rp2,26 triliun.
Baca juga: Pemerintah sesuaikan anggaran bidang kesehatan jadi Rp72,73 triliun
Baca juga: Anggaran Kemenkes 2021 dukung prioritas pengendalian COVID-19
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: