Boyolali kembangkan tanaman kedelai di 11 kecamatan
26 Agustus 2020 20:00 WIB
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto,(dua dari kanan) disela acara panen tanaman kedelai bersama Kelompok Tani Pangudi Luhur di Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro Boyolali, Rabu (26/08/2020). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, melalui Dinas Pertanian setempat melakukan pengembangan tanaman kedelai di 11 wilayah kecamatan untuk meningkatkan produksi salah satu kebutuhan pokok tersebut.
"Pengembangan tanaman kedelai ini, merupakan salah satu program pemerintah termasuk Kabupaten Boyolali yang mendapatkan bantuan untuk lahan seluas 3.000 hektare pada 2020," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto, disela acara panen tanaman kedelai bersama Kelompok Tani Pangudi Luhur di Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro Boyolali, Rabu.
Menurut Bambang Jiyanto, Pemkab Boyolali pada program dari Kementerian Pertanian tahun ini, mendapat bantuan untuk lahan sebanyak 3000 ha. Namun, setelah disosialisasikan kepada para petani diserap sebanyak 852 ha yang tersebar di 11 kecamatan termasuk Desa Banyusri Wonosegoro ini.
Bambang Jiyanto mengatakan komoditas kedelai pengembangan memang agak susah, kebutuhan dalam negeri banyak, tetapi sulit untuk dikembangkan karena minat petani kurang.
"Tanaman kedelai yang dikembangkan di Kabupaten Boyolali ada dua yakni varietas anjasmoro (Grobogan) dan ijo. Kapasitas produksi rata-rata sekitar 1,5 ton per ha," kata Bambang.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Boyolali untuk mensiasati ketersediaan, dan kebutuhan kedelai di wilayahnya, dan bahkan mendukung dalam negeri dengan membuat program pengembangan tanaman kedelai.
"Sentra kedelai di Boyolali tersebar di Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Simo, dan Sambi," kata Bambang.
Bambang mengatakan pada 2020 luas panen tanaman kedelai di Kabupaten Boyolali diperkirakan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni hanya 695 ha dengan produksi 703 ton.
"Kami perkirakan luas panen kedelai tahun ini, bisa mencapai 1.205 ha dengan produksi mencapai 1.807,5 ton hingga akhir 2020. Realisasi luas tanam tanaman kedelai hingga Juli 2020, mencapai 510 ha," kata Bambang.
Kendati demikian, pemerintah telah menyiapkan kiat untuk ikut mendukung kelompok tani dalam pengembangan tanaman kedelai dengan menyediakan benih unggul dan membantu pemasarannya dengan menghubungkan petani kedelai dengan pembeli.
"Kami berharap petani ke depan lebih meningkatkan cara bercocok tanam tanaman kedelai. Sambil melihat daerah lain yang hasilnya bagus, ditiru dan menerapkan, sehingga nanti hasil kedelai ini semakin bagus," kata Bambang.
Menurut Parjan selaku Ketua Kelompok Tani Pangudi Luhur Desa Banyusri Wonosegoro Kelompok Tani Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro menyambut baik program pemerintah untuk pengembangan tanaman kedelai dengan memberikan bantuan benih kedelai.
Namun, para petani sedikit kesulitan dalam hal perontokan biji kedelai. Untuk itu, kelompok tani mengharapkan adanya bantuan alat perontok biji kedelai untuk memudahkan pengeloah hasil produksi.
"Alat perontok kedelai semakin memudahkan para petani. Produksi lebih cepat untuk dipasarkan," katanya.
Baca juga: Akademisi: Tingkatkan produksi kedelai dengan bibit unggul
Baca juga: Mentan dan Gubernur Sulut tanam kedelai kurangi ketergantungan impor
"Pengembangan tanaman kedelai ini, merupakan salah satu program pemerintah termasuk Kabupaten Boyolali yang mendapatkan bantuan untuk lahan seluas 3.000 hektare pada 2020," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto, disela acara panen tanaman kedelai bersama Kelompok Tani Pangudi Luhur di Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro Boyolali, Rabu.
Menurut Bambang Jiyanto, Pemkab Boyolali pada program dari Kementerian Pertanian tahun ini, mendapat bantuan untuk lahan sebanyak 3000 ha. Namun, setelah disosialisasikan kepada para petani diserap sebanyak 852 ha yang tersebar di 11 kecamatan termasuk Desa Banyusri Wonosegoro ini.
Bambang Jiyanto mengatakan komoditas kedelai pengembangan memang agak susah, kebutuhan dalam negeri banyak, tetapi sulit untuk dikembangkan karena minat petani kurang.
"Tanaman kedelai yang dikembangkan di Kabupaten Boyolali ada dua yakni varietas anjasmoro (Grobogan) dan ijo. Kapasitas produksi rata-rata sekitar 1,5 ton per ha," kata Bambang.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Boyolali untuk mensiasati ketersediaan, dan kebutuhan kedelai di wilayahnya, dan bahkan mendukung dalam negeri dengan membuat program pengembangan tanaman kedelai.
"Sentra kedelai di Boyolali tersebar di Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Simo, dan Sambi," kata Bambang.
Bambang mengatakan pada 2020 luas panen tanaman kedelai di Kabupaten Boyolali diperkirakan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni hanya 695 ha dengan produksi 703 ton.
"Kami perkirakan luas panen kedelai tahun ini, bisa mencapai 1.205 ha dengan produksi mencapai 1.807,5 ton hingga akhir 2020. Realisasi luas tanam tanaman kedelai hingga Juli 2020, mencapai 510 ha," kata Bambang.
Kendati demikian, pemerintah telah menyiapkan kiat untuk ikut mendukung kelompok tani dalam pengembangan tanaman kedelai dengan menyediakan benih unggul dan membantu pemasarannya dengan menghubungkan petani kedelai dengan pembeli.
"Kami berharap petani ke depan lebih meningkatkan cara bercocok tanam tanaman kedelai. Sambil melihat daerah lain yang hasilnya bagus, ditiru dan menerapkan, sehingga nanti hasil kedelai ini semakin bagus," kata Bambang.
Menurut Parjan selaku Ketua Kelompok Tani Pangudi Luhur Desa Banyusri Wonosegoro Kelompok Tani Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro menyambut baik program pemerintah untuk pengembangan tanaman kedelai dengan memberikan bantuan benih kedelai.
Namun, para petani sedikit kesulitan dalam hal perontokan biji kedelai. Untuk itu, kelompok tani mengharapkan adanya bantuan alat perontok biji kedelai untuk memudahkan pengeloah hasil produksi.
"Alat perontok kedelai semakin memudahkan para petani. Produksi lebih cepat untuk dipasarkan," katanya.
Baca juga: Akademisi: Tingkatkan produksi kedelai dengan bibit unggul
Baca juga: Mentan dan Gubernur Sulut tanam kedelai kurangi ketergantungan impor
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: