Paris (ANTARA News/Reuters) - Regu sepak bola negara Togo akan kembali ke negaranya dan tidak bertanding dalam kejuaraan terbesar sepak bola Afrika, kata Emmanuel Adebayor, kapten kesebelasan itu, kepada radio Prancis RMC pada Minggu.

"Kami mengadakan pertemuan di antara pemain kemarin (Sabtu) dan mengatakan kepada diri kami bahwa kami adalah pesepak bola dan memutuskan melakukan sesuatu baik untuk negara kami dengan bermain untuk menghormati yang tewas," kata Adebayor kepada RMC.

"Sayang, kepala negara bagian dan yang berwewenang di negara kami membuat keputusan berbeda, sehingga kami akan berkemas dan pulang," katanya.

Regu Togo ke Piala Bangsa Afrika diadang pemberontak pada Jumat saat mengendarai bus lewat daerah kantong Angola Cabinda.

Pengemudinya tewas, selain seorang petugas pers dan wakil pelatih.

Tujuh orang luka, termasuk dua pemain.

Pemain Togo memutuskan tinggal dan mengikuti kejuaraan itu, tapi pemerintah di Lome memerintahkan mereka segera pulang.

Mereka dijadwalkan tampil melawan Ghana pada Senin dalam pertandingan pembukaan Grup B.

Kesebelasan Togo akan tetap bermain dalam kejuaraan Afrika, Piala Afrika, kata salah seorang pemainnya, Thomas Dossevi, kepada kantor berita Prancis AFP pada Minggu, meskipun sebelumnya memutuskan menarik diri.

Pemain semula menyatakan tidak berminat bermain dalam kejuaraan itu dan pemerintah memanggil kesebelasan itu setelah serangan senapan mesin tersebut dilakukan kelompok pemberontak Cabinda.

Serangan itu menewaskan seorang wakil pelatih dan juru bicara regu tersebut, katanya.

"Untuk mengenang kematian mereka, regu negara kami memutuskan akan bermain di Piala Afrika," kata Dossevi.

"Kami semua patah hati, namun ingin menunjukkan warna bangsa kami, nilai kami dan orang kami," katanya menambahkan.

Dua orang tewas akibat serangan terhadap bus ditumpangi kesebelasan Togo di Cabinda itu, kata pembantu pelatih dan jurubicara regu Togo, pengurus Persekutuan Sepak Bola Afrika (CAF) pada Sabtu.

"Kepala perhubungan Stanislas Ocloo dan wakil pelatih Abalo Amnalete tewas pada pukul 04.00 pagi ini," kata petugas pers CAF untuk Togo, Kodjo Samlan, setelah tiba di Cabinda bersama para rekannya dari Persatuan Sepak Bola Togo.

Sembilan pemain dan pengurus dilaporkan luka akibat iringan bus itu diserang saat melintas masuk Cabinda dari Republik Kongo untuk pertandingan di Piala Afrika.

Serangan tersebut diakui dilakukan Kubu Pembebasan Daerah Kantong Cabinda (FLEC), yang selama beberapa dasawarsa memperjuangkan kemerdekaan wilayah kaya minyak tersebut, namun terpotong dari wilayah Angola oleh Republik Demokrasi Kongo.

FLEC menyatakan tentara pengawal regu itu adalah sasarannya, dengan menambahkan bahwa gerakan tersebut merupakan awal dari serangkaian yang akan dilanjutkan di semua wilayah Cabinda.

Togo, salah satu regu terkemuka Afrika, dijadwalkan memulai pertandingan melawan Ghana pada Senin di Cabinda, yang akan menyelenggarakan tujuh pertandingan Piala Afrika pada bulan ini.

Pemerintah Angola mengecam keras serangan FLEC dan menyatakan kembali tekad mutlak mereka untuk menjamin keamanan setiap orang.

FLEC menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah Angola pada 2006, namun beberapa bulan belakangan menyatakan melakukan serangkaian serangan terhadap tentara dan minyak asing serta pekerja bangunan di propinsi itu, yang secara ragawi terpisah dari Angola oleh selajur wilayah Republik Demokratik Kongo.(*)