Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar modal Fendi Susiyanto menilai rencana PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berinvestasi ke Gojek melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sangat strategis dan diyakini akan semakin mendorong digitalisasi ekonomi di Tanah Air.
Menurut Fendi, dengan infrastruktur dan jaringan yang paling besar, Telkomsel dapat mengoptimalkan setiap potensi bisnis yang ada pada ekosistem Gojek. Apalagi Gojek telah memiliki jutaaan mitra dan pelanggan dari berbagai produknya layanannya.
"Sebagai pemain utama di industri digital, masuknya Telkomsel ke Gojek juga akan mempercepat penguatan ekonomi digital di Indonesia. Kondisi itu akan sangat menguntungkan Telkomsel yang memiliki basis bisnis jaringan dan infrastruktur," ujar Fendi yang juga analis dan pendiri Finvesol Consulting Indonesia itu dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Fendi menambahkan, secara fundamental, kolaborasi antara Telkomsel dan Gojek juga akan memberikan keuntungan kepada kedua pihak. Disamping itu juga memungkinkan adanya sinergi operasional dan keuangan yang dapat meningkatkan nilai tambah.
Saat pandemi, lanjutnya, efisiensi melalui upaya kolaborasi, dan reformulasi strategi bisnis jangka menengah panjang dibutuhkan untuk merespon lingkungan bisnis yang berubah.
"Semuanya akan diuntungkan, karena keduanya merupakan pemimpin pasar di industrinya masing-masing. Tapi Telkomsel dengan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki seharusnya bisa mengambil manfaat lebih besar," kata Fendi.
Dengan berkembangnya bisnis data dan digital, ekosistem Gojek yang memiliki jutaan pengguna, mitra pengemudi dan pelaku bisnis adalah potensi pasar yang menggiurkan.
Di tahun 2019 sendiri, pendapatan bisnis digital Telkomsel naik 23,1 persen (yoy) menjadi Rp58,24 triliun.
Lonjakan pendapatan bisnis digital Telkomsel itu didorong oleh kian masifnya gaya hidup digital yang membuat kebutuhan layanan data terus membesar. Tahun lalu trafik data Telkomsel melesat 53,6 persen (yoy) menjadi 6.558 petabyte (PB).
Dengan total pelanggan sebanyak 171,1 juta pelanggan, dan pengguna mobile data mencapai 110,3 juta pelanggan, kontribusi bisnis digital terhadap pendapatan Telkomsel di 2019 naik menjadi 64 persen, daripada 53 persen pada tahun sebelumnya.
"Keputusan Telkomsel masuk ke Gojek tentu sudah melalui pertimbangan yang matang. Sebagai pemimpin pasar telekomunikasi tentu menarik jika Telkomsel juga masuk ke bisnis startup mapan seperti Gojek," ujar Fendi yang juga host program Podcast Omongan Investasi dan Finansial (OmFin) Channel.
Ketua Umum Yayasan Next Indonesia Unicorn (NextICon) Daniel Tumiwa menilai bahwa rencana masuknya Telkomsel ke Gojek akan mendorong perseroan lebih matang dalam menyusun produk.
"Telkomsel dapat membaca perubahan perilaku dan gaya hidup dari data-data yang ada di Gojek," ujar Daniel.
Menurut Daniel, industri Telekomunikasi memang telah memiliki banyak data, akan tetapi kualitas datanya tidak dapat dimonetisasi secara maksimal karena tidak menggambarkan data perilaku pribadi dan gaya hidup.
"GoJek tidak hanya kaya dengan data transaksi, tapi juga perilaku dan gaya hidup customernya. Tanpa melihat operatornya apa, gambaran tiap individu terlihat secara detil dan ini dapat menjadi aset yang menarik bagi Telkomsel," kata Daniel.
Baca juga: Gojek apresiasi upaya pemerintah kembangkan infrastruktur digital
Baca juga: Telkomsel dukung transformasi digital UMKM lewat koneksi berkualitas
Pengamat: Rencana investasi Telkomsel ke Gojek sangat strategis
26 Agustus 2020 15:54 WIB
Logo Telkom indonesia.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: