Menristek: Empat fokus bangkitkan ekonomi Indonesia di masa pandemi
26 Agustus 2020 14:28 WIB
Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko (kanan) saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2020). . ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan ada empat fokus untuk membangkitkan ekonomi Indonesia dan mencegah kontraksi lebih dalam terhadap perekonomian Indonesia di masa pandemi COVID-19.
"Kita ingin merespon berbagai masalah sekaligus ingin mencegah terjadinya kontraksi yang lebih dalam terhadap perekonomian kita. Sebagai komunitas riset dan inovas, kita juga harus mempunyai langkah-langkah yang lebih terfokus. Kami mencoba mendefinisikan langkah itu ke dalam empat fokus, yang pertama adalah penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi itu sendiri," kata Bambang dalam seminar virtual, Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam seminar Thee Kian Wie Lecture Series V yang bertemakan Kebijakan Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan: Strategi Pemulihan Pasca Pandemi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menristek Bambang yang pernah menjadi Menteri Keuangan pada periode 2014-2016 menuturkan penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi merupakan kombinasi dari upaya penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh pihak yang bergerak di bidang riset, kesehatan, farmasi, dan juga pemulihan ekonomi terutama terkait dengan transformasi digital.
Baca juga: LIPI diharapkan jaga marwah riset dasar
Baca juga: Tim Riset Unpad mulai uji klinis vaksin COVID-19 gelombang kedua
Tiga langkah terfokus berikutnya adalah memperkuat daya saing bangsa, keluar dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap, dan mencapai inklusivitas pembangunan.
"Tentunya ini jangka panjang bagaimana cara kita keluar dari middle income trap, jangan sampai kondisi pandemi ini membuat upaya kita keluar dari perangkap itu menjadi surut," tutur Bambang yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2016-2019.
Menteri Bambang mengatakan meskipun dalam masa pandemi COVID-19, namun tetap harus menjaga inklusivitas pembangunan Indonesia. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak terhadap pelemahan ekonomi Indonesia dan banyak negara di dunia.
Untuk itu, Menteri Bambang menuturkan komunitas riset dan inovasi serta lembaga yang melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan harus berfokus pada empat upaya yakni memperkuat ekosistem inovasi, mengoptimalkan penggunaan anggaran riset, meningkatkan kemampuan adopsi teknologi dan inovasi serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghela pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi dalam menanggulangi pandemi COVID-19 adalah membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.
Konsorsium itu merupakan kolaborasi pemerintah, universitas, lembaga pemerintah non kementerian, industri, diaspora, asosiasi profesional dan rumah sakit.
Menristek Bambang menuturkan kegiatan riset dan inovasi yang dilakukan konsorsium tersebut bertujuan untuk menangani COVID-19 dan dampaknya dari berbagai aspek.
Sebanyak 61 produk riset dan inovasi dari hasil kegiatan konsorsium itu telah diluncurkan untuk penanggulangan COVID-19 diantaranya perangkat uji PCR, alat tes cepat, Autonomous UVC Mobile Robot, plasma darah konvalesen, sistem kecerdasan buatan untuk deteksi COVID-19, imunomodulator, mobile lab BSL-2, ventilator dan powered air purifying respirator.
Peluncuran produk riset dan inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dapat dimaknai sebagai kebangkitan inovasi Indonesia.
Diharapkan produk-produk hasil riset dan inovasi dalam negeri dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, tidak hanya selama masa pandemi tapi juga untuk kebutuhan jangka panjang.*
Baca juga: Riset : Bernyanyi dan berbicara berisiko tularkan virus corona
Baca juga: Pakar sesalkan N250 dimuseumkan, dorong produk lain tak bernasib sama
"Kita ingin merespon berbagai masalah sekaligus ingin mencegah terjadinya kontraksi yang lebih dalam terhadap perekonomian kita. Sebagai komunitas riset dan inovas, kita juga harus mempunyai langkah-langkah yang lebih terfokus. Kami mencoba mendefinisikan langkah itu ke dalam empat fokus, yang pertama adalah penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi itu sendiri," kata Bambang dalam seminar virtual, Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikan Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam seminar Thee Kian Wie Lecture Series V yang bertemakan Kebijakan Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan: Strategi Pemulihan Pasca Pandemi yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menristek Bambang yang pernah menjadi Menteri Keuangan pada periode 2014-2016 menuturkan penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi merupakan kombinasi dari upaya penanganan COVID-19 yang dilakukan oleh pihak yang bergerak di bidang riset, kesehatan, farmasi, dan juga pemulihan ekonomi terutama terkait dengan transformasi digital.
Baca juga: LIPI diharapkan jaga marwah riset dasar
Baca juga: Tim Riset Unpad mulai uji klinis vaksin COVID-19 gelombang kedua
Tiga langkah terfokus berikutnya adalah memperkuat daya saing bangsa, keluar dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap, dan mencapai inklusivitas pembangunan.
"Tentunya ini jangka panjang bagaimana cara kita keluar dari middle income trap, jangan sampai kondisi pandemi ini membuat upaya kita keluar dari perangkap itu menjadi surut," tutur Bambang yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2016-2019.
Menteri Bambang mengatakan meskipun dalam masa pandemi COVID-19, namun tetap harus menjaga inklusivitas pembangunan Indonesia. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak terhadap pelemahan ekonomi Indonesia dan banyak negara di dunia.
Untuk itu, Menteri Bambang menuturkan komunitas riset dan inovasi serta lembaga yang melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan harus berfokus pada empat upaya yakni memperkuat ekosistem inovasi, mengoptimalkan penggunaan anggaran riset, meningkatkan kemampuan adopsi teknologi dan inovasi serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghela pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi dalam menanggulangi pandemi COVID-19 adalah membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.
Konsorsium itu merupakan kolaborasi pemerintah, universitas, lembaga pemerintah non kementerian, industri, diaspora, asosiasi profesional dan rumah sakit.
Menristek Bambang menuturkan kegiatan riset dan inovasi yang dilakukan konsorsium tersebut bertujuan untuk menangani COVID-19 dan dampaknya dari berbagai aspek.
Sebanyak 61 produk riset dan inovasi dari hasil kegiatan konsorsium itu telah diluncurkan untuk penanggulangan COVID-19 diantaranya perangkat uji PCR, alat tes cepat, Autonomous UVC Mobile Robot, plasma darah konvalesen, sistem kecerdasan buatan untuk deteksi COVID-19, imunomodulator, mobile lab BSL-2, ventilator dan powered air purifying respirator.
Peluncuran produk riset dan inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dapat dimaknai sebagai kebangkitan inovasi Indonesia.
Diharapkan produk-produk hasil riset dan inovasi dalam negeri dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, tidak hanya selama masa pandemi tapi juga untuk kebutuhan jangka panjang.*
Baca juga: Riset : Bernyanyi dan berbicara berisiko tularkan virus corona
Baca juga: Pakar sesalkan N250 dimuseumkan, dorong produk lain tak bernasib sama
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: