Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Tiga warga Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), tewas setelah tertabrak kereta Argo Gede jurusan Bandung-Jakarta di Graha Cikarang, Kampung Simpangan, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara, Jumat.

Kapolrestro Bekasi Kabupaten, Kombes Herry Wibowo, kepada ANTARA, di Cikarang, mengatakan peristiwa yang terjadi pada Jumat (8/1) sekitar pukul 08.30 WIB itu akibat kelalaian korban yang saat itu tengah asyik mendengar lagu melalui telepon genggam, sehingga tidak menyadari ada kereta yang melintas dari arah Timur.

"Dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka, korban bernama Ahyar (22), Sopani (28), dan Hamdani (24). Ketiganya bersaudara sebab alamat rumahnya sama di Kampung Gandararia, Kecamatan Cibarusah," ujar Herry.

Berdasarkan hasil olah kejadian, kata dia, tubuh korban sempat terpental sejauh 10 meter, dan tewas seketika dengan luka di bagian kepala dan badan hingga jenzah sulit diidentifikasi. "Berdasarkan keterangan saksi, korban baru saja bertemu dengan rekannya di Tanjung Sari, dan melintasi jalur kereta untuk memotong jalan," ucap katanya.

Dikatakan Herry, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak bertangggung jawab terhadap musibah itu. Alsannya, korban melintas di area yang tidak dilengkapi fasilitas keamananan. "Lokasi itu bukan tempat yang aman untuk dilewati, sebab memang bukan tempat perlintasan," katanya.

Herri mengimbau kepada warga untuk tidak melewati perlintasan kereta yang memang tidak diperuntukkan sebagai jalur umum. "Di sekeliling lokasi kejadian merupakan ladang-ladang warga. Oleh karena itu tidak layak untuk dijadikan lokasi penyebrangan," ujarnya.

Sementara itu, saksi Saifullah (51), mengatakan warga yang sempat melihat korban saat hendak melintasi rel kereta sudah memberikan peringatan. Namun, akibat ketiga korban mendengarkan musik dari telepon genggam masing-masing, peristiwa tersebut tidak bisa dielakkan.

"Padahal, saya sudah teriak ke mereka bahwa akan ada kereta yang melintas. Namun tidak didengar, sementara kereta sudah dekat dan melintas dengan kecepatan tinggi," katanya.

Saksi lainnya, Acim (41), mengatakan ketiganya berjalan beriringan menyusuri rel kereta setelah bertamu dari salah seorang warga di Kampung Simpangan.

"Sebelum mereka melintas, kamis sudah mengingatkan jika lewat menyusuri rel kereta berbahaya, karena sewaktu-waktu kereta bisa saja melintas, namun mereka bilang untuk mencari jalan pintas," katanya.

Sesaat sebelum kejadian, kata dia, kereta api yang sudah membunyikan klaksonnya dan tidak didengar korban.

"Sejak jalan menyusuri rel, mereka sudah asyik bermain telepon genggam, bahkan ada yang memakai "handsfree" dan mendengarkan musik dari telepon genggamnya. Karena hal itu mungkin mereka tidak mendengar ada kereta lewat," ujarnya.(*)