Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar mendorong sektor manufaktur di Tanah Air untuk segera bertransformasi ke industri 4.0, karena diyakini memberi manfaat besar bagi perusahaan, terutama dalam kemampuan beradaptasi dengan kebiasaan baru sebagai dampak pandemi COVID-19.

"Langkah ini merupakan bagian dari implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, yang tentunya akan membawa keuntungan kepada sektor industri seperti peningkatan kinerja mesin dan peralatan, kecepatan operasi produksi dan kualitas produk, serta bisa compatible dengan protokol kesehatan," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam pada pembukaan Bimbingan Teknis dan Asesmen INDI 4.0 Sektor IKFT yang dilaksanakan secara virtual, Selasa.

Baca juga: Menperin optimistis industri tekstil berpotensi bangkit kembali
Baca juga: Kemenperin: Pemulihan tekstil perlu didukung industri mesin


Ia menyebutkan kegiatan asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) bertujuan untuk mengukur kesiapan perusahaan dalam bertransformasi ke arah industri 4.0, khususnya sektor IKFT.

"Besar harapan kami bahwa melalui momen ini industri Indonesia dapat segera lepas landas dan segera mengangkasa kembali menjadi industri tangguh yang berdaya saing global," tuturnya.

Pada kegiatan assemen ini juga dipaparkan mengenai implementasi industri 4.0 pada sektor IKFT yang sudah berkembang dengan berbagai sistem aplikasinya masing-masing.

Contohnya, kata dia, pada produsen tekstil PT Eratex Djaja yang berhasil menghemat listrik, air, batubara, dan emisi gas rumah kaca setelah menerapkan teknologi industri 4.0.

"Pada hari pertama ini, kami berhasil melibatkan sebanyak 156 peserta dari sektor industri tekstil dan industri pengolahan bahan galian nonlogam. Besok, kami akan menggandeng peserta dari industri kimia hulu dan hilirnya," ujar Khayam.

Khayam pun menyampaikan sesuai target kinerja yang telah ditetapkan oleh Kemenperin berdasarkan RPJMN 2020-2024, salah satu sasarannya adalah jumlah perusahaan sektor IKFT dengan nilai INDI 4.0 lebih dari 3 bisa mencapai 11 perusahaan pada 2020, dan sebanyak 21 perusahaan pada 2024.

Pada INDI 4.0, skor 1-2 menunjukkan kesiapan awal implementasi industri 4.0, kemudian rentang skor 2-3 menunjukkan kesiapan sedang, dan skor 4 adalah mereka yang sudah menerapkan industri 4.0.

"Kami optimistis, sektor IKFT mampu berakselerasi ke arah industri 4.0. Apalagi, Making Indonesia 4.0 menetapkan beberapa sektor binaan kami untuk menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia, yakni industri kimia serta industri tekstil dan pakaian. Bahkan, di tengah pandemi ini kami mengusulkan industri farmasi dan alat kesehatan juga bisa dapat prioritas pengembangan industri 4.0,” ujarnya.

Industri farmasi dan alat kesehatan dimasukkan ke dalam sektor tambahan pada Making Indonesia 4.0 karena memiliki kinerja yang gemilang di tengah tekanan dampak pandemi COVID-19.

"Kedua sektor tersebut punya demand yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pasar terhadap produk-produk untuk mencegah penularan virus corona baru," jelas Khayam.

Selain itu, sektor IKFT selama ini telah membuktikan kontribusinya yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya, dari sisi kinerja ekspor, nilai pengapalan produk dari sektor IKFT menembus hingga 14,59 miliar dolar AS sepanjang triwulan II 2020.

Selanjutnya, realisasi investasi di sektor IKFT mencapai Rp32,39 triliun pada triwulan II 2020, yang terdiri atas penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp20,06 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sekitar Rp12,33 triliun.

"Investasi tersebut tentu memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional, seperti pada penambahan jumlah tenaga kerja. Di sektor IKFT, penyerapan tenaga kerjanya telah menyentuh angka 6,96 juta orang dari total tenaga kerja industri pengolahan sebanyak 18,46 juta orang," ungkap Khayam.

Selain melakukan asesmen INDI 4.0, Kemenperin juga menjalankan program strategis lainnya pada 2020 ini dalam upaya mendorong sektor manufaktur bertransformasi ke arah industri 4.0, antara lain melalui kegiatan pendampingan transformasi industri 4.0, pelaksanaan proyek transformasi industri 4.0, peluncuran ekosistem industri 4.0 (SINDI 4.0), penghargaan INDI 4.0 dan lighthouse nasional industri 4.0, serta menggelar konferensi dan pameran industri 4.0.

Baca juga: Kemenperin: Teknologi AI dongkrak produktivitas industri