Karimun, Kepri (ANTARA News) - Kalangan pengusaha hotel di Tanjung Balai Karimun (TBK), Provinsi Kepri mengeluhkan pemadaman listrik mendadak berkali-kali yang terjadi selama sehari karena telah menimbulkan kerugian dan kenyamanan para tamu.
"Sepanjang hari, entah sudah berapa kali listrik pada mendadak. kondisi tersebut sangat mengganggu pelayanan bagi tamu," kata Samsi, pemilik Hotel Padimas, di TBK, Kamis.
Dia mengatakan, selain mengganggu kenyamanan para tamu, fasilitas pelayanan telepon antarkamar rusak akibat pemadaman berkali-kali tersebut.
"Alat yang yang memfungsikan telepon tersebut menggunakan energi listrik, namun karena padam berkali-kali membuat alat tersebut rusak," katanya.
Pemilih hotel berbintang dua itu mengaku rugi belasan juta rupiah untuk memperbaiki fasilitas yang rusak tersebut.
"Soal pemadaman bergilir kami sudah maklum, namun pemadaman mendadak di luar jadwal dan berkali-kali membuat pasokan daya tidak stabil, sehingga memicu terjadinya kerusakan tersebut," ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan Deddy, pemilik toko di Jalan Nusantara yang mengaku harus bolak-balik menyalakan genset ketika terjadi pemadaman mendadak.
"Dalam satu hari, entah sudah berapa kali kami menghidupkan genset. Selain jenuh, biaya bahan bakar menjadi bertambah karena pemadaman tersebut berada di luar jadwal rutin," ucapnya.
Pemadaman mendadak berkali-kali mulai terjadi pada Rabu malam, bahkan sekitar pukul 23.00 WIB malam itu hampir seluruh pusat kota terjadi pemadaman.
"Tadi malam listrik menyala sekitar pukul 01.00 dinihari, tapi padam lagi pukul 03.00 WIB meski hanya sebentar," kata Iswandi, warga Sei Lakam.
Dia mengatakan, aliran listrik di rumahnya kembali padam pada Kamis pagi.
"Meningkatnya intensitas pemadaman sejak dua hari terakhir sangat meresahkan, kami berharap PLN profesional dalam melayani pelanggan. Banyak kerugian yang dialami masyarakat akibat pemadaman tersebut," katanya.(*)
Pengusaha Karimun Keluhkan Listrik Padam Berkali-kali
8 Januari 2010 00:54 WIB
Listrik padam/ilustrasi. (ANTARA/Ismar Patrizki)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: