Singapura,(ANTARA News) - Harga minyak turun di perdagangan Asia Kamis setelah mencapai tingkat tinggi dalam 14 bulan pada perdagangan semalam yang didukung pelemahan dolar, kata analis.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Februari turun 44 sen menjadi 82,74 dolar per barel. Harga minyak patokan AS naik ke tingkat tinggi 83,52 dolar pada Rabu, harga tertingginya sejak 9 Oktober 2009, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara harga minyak mentah Laut Utara Brent juga untuk pengiriman Februari turun 39 sen ke posisi 81,50 dolar per barel.

Musim dingin di seluruh belahan bumi utara juga merupakan salah satu faktor lain yang mendorong harga minyak tetapi para investor Kamis mengevaluasi adanya tanda-tanda permintaan energi melemah di Amerika Serikat, pengguna minyak terbesar dunia, kata analis.

Laporan mingguan Departemen Energi (DoE) Amerika Serikat Rabu menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah naik 1,3 juta barel pada pekan yang berakhir 1 Januari lalu, bahkan diperkirakan turun sebanyak 300.000 barel.

Cadangan minyak sulingan--termasuk bahan bakar pemanas dan minyak diesel--turun 300.000 barel dalam pekan tersebut, jauh di bawah prediksi rata-rata analis turun 1,8 juta barel di tengah musim dingin di seluruh kawasan Amerika Serikat.

"Statistik inventaris di mana sangat `bearish`," kata Tony Nunan, manajer resiko untuk Mitsubishi Corp. yang berbasis di Tokyo.

Nunan menambahkan bahwa beberapa faktor geopolitik termasuk kekhawatiran terorisme di Yaman menyusul bom hari Natal pada penerbang an Northwest Airlines dan berbagai ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran juga akan berdampak pada harga minyak.(*)