Jakarta (ANTARA) - Tindakan kriminal yang melibatkan SIM swap pada umumnya tidak terjadi begitu saja, pelaku, selain mengambil alih nomor ponsel, juga mengantongi sejumlah data pribadi korbannya.
"Terkadang korban masih tetap tidak sadar walaupun sudah diberikan literasi (keamanan digital)," kata pakar forensik digital, Ruby Alamsyah, saat seminar daring bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, "Mengenal dan Mencegah Tindak Kejahata SIM Swap", Senin.
SIM swap, membuat kartu SIM dengan nomor korban untuk mengambil alih data dan komunikasi, biasanya menggabungkan berbagai metode untuk mencuri data pribadi korban. Misalnya phishing melalui email, kemudian begitu mendapatkan data, pelaku melakukan social engineering untuk memperdaya korban agar memberikan data lainnya.
Baca juga: SIM "swap" ancam data pribadi hingga rekening bank
Baca juga: Tips ajarkan anak cegah kena "phishing"
Setelah itu, pelaku akan membuat identitas palsu dan mendatangi gerai operator seluler, berpura-pura menjadi korban untuk mengganti kartu SIM.
Agar tidak menjadi korban kejahatan SIM swap, Ruby menyarankan pengguna telepon seluler untuk berhati-hati ketika mengklik tautan yang diberikan lewat email maupun aplikasi pesan singkat. Sebaiknya, jangan sembarangan mengklik tautan terutama dari pengirim yang tidak dikenal.
Dia juga meminta pengguna untuk tidak memberikan data pribadi, termasuk data perbankan kepada orang yang tidak dikenal.
Selain itu, siapkan juga catatan nomor pusat bantuan operator seluler, baik yang bisa dihubungi melalui ponsel maupun pesawat telepon.
Jika menggunakan aplikasi perbankan atau mobile banking, gunakan username dan kata sandi yang kuat, aktifkan juga keamanan tambahan seperti one-time password (OTP) atau penggunaan token untuk mendapatkan kode.
Dalam acara yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Sutrisman menambahkan jika mendadak nomor ponsel tidak bisa digunakan atau mengalami gangguan, segera lapor ke operator seluler dan tanyakan penyebabnya.
Jika nomor sama sekali tidak bisa digunakan, minta operator seluler untuk memblokir kartu SIM dan datang ke gerai untuk mengurus masalah tersebut.
Pengguna harus waspada ketika mendapat telepon atau SMS dari orang tidak dikenal yang meminta untuk mematikan sementara ponsel, jangan ikuti permintaan tersebut karena bisa saja orang tersebut sedang mengganti kartu SIM dan aktivasi kartu tersebut.
Baca juga: Apple gandeng Google buat standar pesan otentikasi dua faktor
Baca juga: CISSReC sebut social engineering via phishing tetap tinggi pada 2020
Baca juga: Kenali ciri-ciri serangan siber "phishing"
Kiat hindari kejahatan SIM "swap"
24 Agustus 2020 18:27 WIB
Ilustrasi keamanan siber (ANTARA/Shutterstock)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: