Pandemi di lingkungan Pemprov paksa beberapa pejabat tinggi WFH
24 Agustus 2020 17:31 WIB
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di ruang sidang paripurna DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/7/2020). Penyemprotan tersebut bertujuan untuk menekan penularan COVID-19 di lingkungan perkantoran dan pemerintahan. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww).
Jakarta (ANTARA) - Menyusul munculnya pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta telah memaksa beberapa pejabat tinggi bekerja dari rumah (Work From Home/ WFH).
Para pejabat yang melakukan WFH tersebut antara lain Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah DKI Jakarta Artal Reswan W Soewardjo, Kepala Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta Premi Lasari, dan Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Amin Subekti.
Baca juga: Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI positif COVID-19
"Mereka kini kerja dari rumah demi pencegahan," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Chaidir saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Ada dugaan para pejabat tinggi di lingkungan pemerintahan DKI Jakarta tersebut terpapar Virus Corona jenis baru itu, namun Chaidir membantah hal tersebut.
"Tidak (terpapar), hanya melakukan WFH. Ini untuk mencegah, anda silahkan bekerja di rumah atau di kantor, dari pada kena COVID-19," ucap Chaidir.
Baca juga: Positif COVID-19 di DKI Jakarta bertambah 637
Paparan COVID-19 memang telah masuk ke lingkungan Pemprov DKI Jakarta, salah satunya yang baru adalah Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati terkonfirmasi positif COVID-19.
Hal itu dibenarkan oleh Chaidir yang menyebutkan bahwa dirinya baru tahu kabar tersebut pada Senin pagi ini dari yang bersangkutan setelah hasil swab-nya menyatakan terkonfirmasi positif.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI saat ini menjalani isolasi mandiri dan tetap bekerja dari rumah.
Sementara, Kantor Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta ditutup sementara selama tiga hari akibat kejadian tersebut guna dilakukan disinfeksi.
Baca juga: Ketua Banggar minta akhiri polemik obat COVID-19
Chaidir menambahkan bahwa pihaknya senantiasa mengingatkan agar protokol kesehatan COVID-19 diikuti dengan sungguh-sungguh, memberlakukan WFH dan Work From Office (WFO) dengan kapasitas perbandingan 50 persen:50 persen, pemberlakuan jam kerja sif.
"Namun pada saat sekarang ini untuk pencegahan, dilakukan screening atau pemeriksaan secara massal terhadap pegawai atau masyarakat melalui uji swab maka terindikasi muncul beberapa hal yang dinyatakan positif," tuturnya.
Para pejabat yang melakukan WFH tersebut antara lain Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah DKI Jakarta Artal Reswan W Soewardjo, Kepala Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta Premi Lasari, dan Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Amin Subekti.
Baca juga: Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI positif COVID-19
"Mereka kini kerja dari rumah demi pencegahan," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Chaidir saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Ada dugaan para pejabat tinggi di lingkungan pemerintahan DKI Jakarta tersebut terpapar Virus Corona jenis baru itu, namun Chaidir membantah hal tersebut.
"Tidak (terpapar), hanya melakukan WFH. Ini untuk mencegah, anda silahkan bekerja di rumah atau di kantor, dari pada kena COVID-19," ucap Chaidir.
Baca juga: Positif COVID-19 di DKI Jakarta bertambah 637
Paparan COVID-19 memang telah masuk ke lingkungan Pemprov DKI Jakarta, salah satunya yang baru adalah Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati terkonfirmasi positif COVID-19.
Hal itu dibenarkan oleh Chaidir yang menyebutkan bahwa dirinya baru tahu kabar tersebut pada Senin pagi ini dari yang bersangkutan setelah hasil swab-nya menyatakan terkonfirmasi positif.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI saat ini menjalani isolasi mandiri dan tetap bekerja dari rumah.
Sementara, Kantor Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta ditutup sementara selama tiga hari akibat kejadian tersebut guna dilakukan disinfeksi.
Baca juga: Ketua Banggar minta akhiri polemik obat COVID-19
Chaidir menambahkan bahwa pihaknya senantiasa mengingatkan agar protokol kesehatan COVID-19 diikuti dengan sungguh-sungguh, memberlakukan WFH dan Work From Office (WFO) dengan kapasitas perbandingan 50 persen:50 persen, pemberlakuan jam kerja sif.
"Namun pada saat sekarang ini untuk pencegahan, dilakukan screening atau pemeriksaan secara massal terhadap pegawai atau masyarakat melalui uji swab maka terindikasi muncul beberapa hal yang dinyatakan positif," tuturnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: