Sleman (ANTARA News) - Tim ekskavasi dari Balai Peninggalan dan Pelestarian Purbakala (BP3) Yogyakarta menduga ada tiga candi utama di tempat penemuan candi di area pembangunan gedung perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

"Memang saat ini baru ditemukan satu bangunan candi, namun besar kemungkinan masih ada tiga candi utama," kata ketua tim ekskavasi BP3 Yogyakarta Indung Panca Putra, Rabu.

Menurut dia, dugaan tersebut didasarkan dari rekomendasi pakar geologi yang melakukan perekaman menggunakan georadar, dimana terdapat beberapa perbedaan antara batu andesit dan batu-batu lain di sekitar lokasi penemuan candi tersebut.

"Berdasarkan rekomendasi itu, kami akan membentuk tim ekskavasi kedua yang lebih memfokuskan pada temuan georadar," katanya.

Ia mengatakan dugaan ada tiga candi utama tersebut juga diperkuat dengan adanya beberapa persamaan dengan candi Hindu di tempat lain seperti di Candi Sambisari dan Candi Kedulan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), maupun Candi Lawang di Boyolali, Jawa Tengah.

"Ada sejumlah candi yang mirip dengan temuan candi di sini, sehingga kami menduga ada tiga candi induk atau candi utama di sini," katanya.

Indung mengatakan berdasarkan dugaan tersebut, tim ekskavasi kedua yang bekerja mulai 7 Januari hingga 20 Januari akan melakukan pesebaran penggalian secara horisontal dalam radius 12 meter dari titik candi pertama yang sudah ditemukan saat ini.

"Kami akan melakukan pesebaran penggalian untuk mencari kemungkinan keberadaan bangunan candi lainnya," katanya.

Ia mengatakan candi yang ditemukan di lokasi pembangunan gedung perpustakaan di Kampus Terpadu UII di Jalan Kaliurang km 14,5 Sleman ini, memiliki keunikan sendiri, di antaranya secara fisik profilnya sederhana tetapi secara teknis pengerjaannya halus.

"Sebagai contoh aluran rambut pada arca ganesha, dengan pengerjaan yang halus itu tidak mudah rusak. Bahan batu andesit yang dipakai juga berkualitas bagus sehingga tidak rusak ketika terpendam lahar atau material vulkanik Gunung Merapi," katanya.

Selain itu, arca nandi (sapi) yang ditemukan justru mirip dengan babi, dan di punuknya terdapat lekuk-lekuknya.

"Berdasarkan kajian dari tim geologi justru di candi ini dahulunya terdapat tiang penyangga atap yang dibuktikan adanya perbedaan struktur tanah yang seakan membekas ada tiang kayu," katanya.
(*)