Kabul (ANTARA News/Reuters) - Bom di pinggir jalan menghantam tentara asing di Afghanistan Timur pada Rabu, menewaskan sedikit-dikitnya dua warga Afghanistan dan melukai banyak orang, termasuk sembilan tentara NATO, kata pejabat Afghanistan dan tentara asing.

Sersan Kepala Jeff Lotfin, juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik utara NATO, menyatakan dua orang Afghanistan tewas dan sembilan tentara ISAF serta empat polisi Afghanistan luka itu akibat bom di propinsi Nangarhar itu.

Jamil Pardes, kepala rumah sakit di Jalalabad, ibu kota propinsi itu, menyatakan 29 orang dirawat akibat luka dan tiga orang tewas.

Jurubicara pemerintah propinsi itu, Abdul Zia Abdulzai, menyatakan dua orang tewas, mereka anak-anak.

Lotfin tidak merinci kebangsaan tentara NATO luka luka itu, tapi sebagian besar tentara NATO di wilayah tersebut adalah orang Amerika Serikat.

Kekerasan di Afghanistan mencapai titik tertinggi sejak pemerintah Taliban digulingkan pasukan pimpinan Amerika Serikat pada akhir 2001. Pada 2009, jumlah tentara Amerika Serikat tewas di Afghanistan lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Bom rakitan atau bom jalanan adalah senjata Taliban untuk menghadapi pasukan asing.

Pada 2003, pasukan asing dihantam 81 serangan bom rakitan. Jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 72.000 pada 2009, kata pejabat sandi NATO. Itu termasuk bom meledak dan yang ditemukan serta dijinakkan.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan mengirim 30.000 tentara tambahan sebagai bagian dari siasat baru perangnya dalam usaha menghentikan gerakan gerilyawan Taliban. Negara lain anggota NATO akan mengirim sekitar 7.000 tentara lagi.

Tapi, sudah ada sekitar 113.000 tentara asing di Afghanistan dan walaupun jumlah pasukan cukup banyak, mereka mengalami hambatan untuk melumpuhkan gerilyawan Taliban, tidak dapat membendung gelombang jibaku dan serangan bom di jalanan, yang meningkat.

Pada 2009, kegiatan Taliban di Afghanistan utara dipusatkan pada jalur pasokan perbekalan, yang dibawa truk dari negara Asia Tengah, yang berbatasan dengan Afghanistan.

Pada 2010, dengan didukung ribuan warga, siasat perang beralih dari medan tempur ke pembangunan dan bantuan.

Bom rakitan, yang dikenal dengan IED, mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing, kata tentara.

Perang di Afghanistan semakin mematikan pada beberapa bulan belakangan saat Taliban meningkatkan penggunaan IED, yang berdampak menghancurkan.

Pemimpin tentara menyatakan mencoba mengembangkan cara baru untuk berurusan dengan ancaman IED, tapi mendapati bahwa Taliban sudah mengubah siasat dengan cepat.

IED biasanya buatan sendiri, yang diledakkan oleh kendali jauh dan sering berserakan di jalan dan jalan raya, yang dipakai tentara asing, khususnya di kubu Taliban di propinsi Helmand dan Kandahar.
(*)