Jakarta (ANTARA) - PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) tengah fokus menggenjot penjualan varian produk terbarunya yaitu Mortar dan White Clay untuk mengejar target perseroan di semester II 2020.

Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim mengatakan, langkah tersebut merupakan strategi perseroan setelah pencapaian di semester I yang kurang menggembirakan.

"Semester II 2020 ini Mortar dengan brand Baturaja Mortar diluncurkan dan akan dijual secara masal setelah beberapa bulan sebelumnya telah dilakukan market trial di wilayah Bandar Lampung" ujar Jobi saat paparan publik secara daring di Jakarta, Senin.

Mortar adalah campuran semen, pasir, dan kapur mati untuk menempelkan batu bata. Baturaja Mortar hadir dengan lima varian yaitu Mortar Acian, Pasangan Bata Ringan, Perekat Keramik, Pasangan Bata & Plesteran dan Acian Putih. SMBR telah menyiapkan dua unit produksi dengan kapasitas 1,5 ton dan 6 ton per hari (tpd) yang berlokasi di Pabrik Panjang, Lampung untuk mensuplai mortar.

Baca juga: Semen Baturaja akses kredit sindikasi Rp1,7 triliun

Selain itu, guna mendukung penjualan produk White Clay yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kinerja SMBR, perseroan juga telah mengembangkan fasilitas produksi White Clay agar dapat memenuhi target 50.000 ton sesuai dengan kontrak penjualan White Clay yang ditandatangani oleh SMBR dengan Pusri yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia. White Clay dijual ke industri pupuk untuk pembuatan pupuk NPK.

Sepanjang semester I 2020, realisasi penjualan White Clay mencapai 15.828 ton atau lebih tinggi 7 persen dari target yang telah ditetapkan pada periode tersebut.

"Perseroan optimis target penjualan White Clay di 2020 akan tercapai seiring dengan kesiapan fasilitas produksi," kata Jobi.

SMBR melalui anak usaha Baturaja Multi Usaha (BMU) juga telah merambah bisnis bata ringan sambil mempersiapkan produk turunan lainnya seperti Fibre Cement Board (FCB) dan Beton Porous yang saat ini masih dalam tahap pengujian.

Selain mengembangkan berbagai varian produknya, SMBR juga tetap fokus meningkatkan penjualan semen terutama di pasar basis yaitu Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Baca juga: Semen Baturaja bagikan dividen Rp6,158 miliar

SMBR pun telah mempersiapkan sejumlah langkah antisipatif guna mengejar target di semester II 2020 seperti melakukan ekspansi
pasar di luar Sumbagsel.

Pengiriman perdana semen ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat, sebanyak 2.250 ton hingga Juli 2020 menjadi entry point perseroan untuk memasuki pasar Kalimantan. Bahkan SMBR pun telah melakukan sejumlah persiapan untuk segera memasuki pasar di Provinsi Riau.

Manajemen SMBR pun telah mengambil langkah efisiensi bahan baku dan energi, memperkuat arus kas dengan melakukan repackaging kredit investasi dan menunda sejumlah anggaran belanja modal agar kinerja perseroan di 2020 dapat ditingkatkan.

Sepanjang semester I 2020, SMBR telah mencatatkan volume penjualan semen sebesar 746.612 ton atau mencapai 84 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pencapaian volume penjualan ini sudah cukup baik apabila melihat dampak dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan menurunnya permintaan semen secara signifikan di hampir seluruh wilayah perseroan.

Manajemen pun semakin optimis kinerja SMBR di semester II 2020 dapat ditingkatkan seiring dengan diluncurkannya Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) oleh pemerintah yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan di sektor properti yang menjadi penyerap utama industri semen.