Polresta Banyumas luncurkan aplikasi ojol khusus wanita
24 Agustus 2020 15:22 WIB
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi didampingi Kapolresta Banyumas Kombes Pol Whisnu Caraka memakaikan rompi dan helm kepada salah seorang perempuan pengemudi ojol saat peluncuran aplikasi ojol khusus perempuan "Doa Ibu" dan pencanangan komunitas siaga candi di Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (24/8/2020). ANTARA/Sumarwoto
Purwokerto (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Banyumas, Jawa Tengah, meluncurkan aplikasi ojek daring atau ojol khusus untuk wanita dengan nama Doa Ibu sebagai bentuk perlindungan bagi kaum perempuan.
Peluncuran aplikasi Doa Ibu itu dilakukan secara simbolis dengan cara memakaikan rompi dan helm oleh Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Luthfi didampingi Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka kepada salah seorang perempuan pengemudi ojol di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Saat memberi sambutan, Kapolresta Banyumas Kombes Pol Whisnu Caraka mengatakan munculnya aplikasi tersebut diinisiasi oleh anggota Bhayangkari Polresta Banyumas yang merasa prihatin atas berbagai kejadian yang menimpa sejumlah perempuan pengemudi ojol.
Baca juga: Penumpang ojek babak belur akibat merampas motor ojol di Pasar Ganepo
Baca juga: Inovasi Ojol Berlian Kaltim masuk Top 99 Kemenpan-RB
Baca juga: Ulang Tahun, Asosiasi ojol berharap Presiden jadi teladan bagi rakyat
"Atas kejadian-kejadian tersebut, ibu-ibu Bhayangkari mengusulkan bagaimana kalau para perempuan pengemudi ojek itu untuk penumpang yang wanita juga," katanya.
Ia mengatakan dari sekian kejadian, ada satu peristiwa yang cukup miris di mana seorang perempuan pengemudi ojol mendapat pesanan dari seorang pria beristri.
Saat perempuan pengemudi ojol tersebut mengantarkan penumpangnya, kata dia, ternyata istri dari penumpang ojek itu mengikuti sampai tujuan dan menganggap suaminya berselingkuh dengan pengemudi ojol.
"Banyak sekali kejadian-kejadian. Kadang perempuan pengemudi ojol ini ditolak atau dibatalkan oleh calon penumpangnya karena dianggap bukan muhrim," jelasnya.
Terkait dengan hal itu, Kapolresta mengatakan anggota Bhayangkari Polresta Banyumas menginisiasi pembangunan aplikasi ojol khusus untuk perempuan, baik pengemudi maupun penumpangnya.
Selain peluncuran aplikasi Doa Ibu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pencanangan Komunitas Siaga Candi serta peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Banyumas.
Seperti diwartakan ANTARA, aplikasi Doa Ibu dikembangkan oleh Polresta Banyumas bekerja sama dengan PT Doa Orang Indonesia.
Aplikasi Doa Ibu tersebut diberikan secara gratis kepada perempuan pengemudi ojol atau yang disebut Srikandi Doa Ibu.
Hingga saat ini, sudah ada 47 perempuan pengemudi ojol yang menjadi Srikandi Doa Ibu.
Peluncuran aplikasi Doa Ibu itu dilakukan secara simbolis dengan cara memakaikan rompi dan helm oleh Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Luthfi didampingi Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka kepada salah seorang perempuan pengemudi ojol di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Saat memberi sambutan, Kapolresta Banyumas Kombes Pol Whisnu Caraka mengatakan munculnya aplikasi tersebut diinisiasi oleh anggota Bhayangkari Polresta Banyumas yang merasa prihatin atas berbagai kejadian yang menimpa sejumlah perempuan pengemudi ojol.
Baca juga: Penumpang ojek babak belur akibat merampas motor ojol di Pasar Ganepo
Baca juga: Inovasi Ojol Berlian Kaltim masuk Top 99 Kemenpan-RB
Baca juga: Ulang Tahun, Asosiasi ojol berharap Presiden jadi teladan bagi rakyat
"Atas kejadian-kejadian tersebut, ibu-ibu Bhayangkari mengusulkan bagaimana kalau para perempuan pengemudi ojek itu untuk penumpang yang wanita juga," katanya.
Ia mengatakan dari sekian kejadian, ada satu peristiwa yang cukup miris di mana seorang perempuan pengemudi ojol mendapat pesanan dari seorang pria beristri.
Saat perempuan pengemudi ojol tersebut mengantarkan penumpangnya, kata dia, ternyata istri dari penumpang ojek itu mengikuti sampai tujuan dan menganggap suaminya berselingkuh dengan pengemudi ojol.
"Banyak sekali kejadian-kejadian. Kadang perempuan pengemudi ojol ini ditolak atau dibatalkan oleh calon penumpangnya karena dianggap bukan muhrim," jelasnya.
Terkait dengan hal itu, Kapolresta mengatakan anggota Bhayangkari Polresta Banyumas menginisiasi pembangunan aplikasi ojol khusus untuk perempuan, baik pengemudi maupun penumpangnya.
Selain peluncuran aplikasi Doa Ibu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pencanangan Komunitas Siaga Candi serta peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Banyumas.
Seperti diwartakan ANTARA, aplikasi Doa Ibu dikembangkan oleh Polresta Banyumas bekerja sama dengan PT Doa Orang Indonesia.
Aplikasi Doa Ibu tersebut diberikan secara gratis kepada perempuan pengemudi ojol atau yang disebut Srikandi Doa Ibu.
Hingga saat ini, sudah ada 47 perempuan pengemudi ojol yang menjadi Srikandi Doa Ibu.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020
Tags: