Semarang (ANTARA News) - Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang menemukan beberapa jajanan sekolah yang mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia saat melakukan pemeriksaan rutin makanan di sejumlah sekolah dasar (SD), Selasa.

Pemeriksaan rutin jajanan sekolah dengan menggunakan cairan khusus dan sinar ultraviolet ini dilakukan di SD Negeri Pendrikan Tengah 01-02 di Jalan Sadewa Semarang dan SD Masehi di Jalan Imam Bonjol Semarang.

Kepala BBPOM Semarang, Supriyanto Utomo menjelaskan dari beberapa jajanan sekolah yang diperiksa ternyata ditemukan dua produk jajanan yang mengandung zat berbahaya.

"Zat berbahaya yang ditemukan adalah formalin yang ditemukan pada mi goreng dan Rhodamin B (pewarna tekstil) ditemukan pada kerupuk," katanya.

Menurut dia, zat berbahaya itu bisa merusak organ penting seperti ginjal, lever, dan juga bersifat karsenogenik atau mengakibatkan penyakit kanker.

Ia mengatakan, dengan adanya temuan zat berbahaya di jajanan sekolah ini pihaknya akan memberi pembinaan kepada pengelola kantin sekolah agar tidak lagi menjual makanan-makanan tersebut.

"Bagi penjualnya akan kita beri pembinaan dan melarang untuk tidak menjual jajanan sekolah yang mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh," ujarnya.

Supriyanto menambahkan, pemeriksaan rutin terhadap makanan yang tidak sehat bagi tubuh ini akan terus dilakukan dengan tempat yang berbeda seperti di pasar-pasar tradisional yang diduga merupakan sumber makanan yang mengandung zat-zat berbahaya.

Sementara itu, pengelola kantin sekolah, Aminah (40) mengaku tidak tahu kalau makanan yang dijualnya mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh manusia.

"Saya tidak tahu kalau beberapa jajanan yang dijual ini mengandung formalin dan pewarna tekstil," katanya.

Ia juga berjanji tidak akan menjual makanan yang mengandung zat-zat berbahaya tersebut.

Senada dengan Aminah, siswi kelas IV, Anisa juga mengaku tidak tahu kalau jajanan sekolah berupa kerupuk yang sering ia beli tersebut mengandung zat berbahaya.

Kepala Sekolah SD Negeri Pendrikan Tengah 01-02 Semarang, Retnowati Ambawani mengatakan pihaknya menyambut baik upaya yang dilakukan oleh BBPOM Semarang.

Ia mengungkapkan, beberapa waktu yang lalu di sekolah yang ia pimpin juga ditemukan makanan berupa sosis yang mengandung zat berbahaya namun sudah tidak dijual lagi di kantin sekolah.

"Pengelola kantin sekolah yang menjual makanan yang mengandung zat berbahaya ini akan kita larang untuk menjual beberapa makanan yang berbahaya itu karena kasihan pada anak-anak yang mengkonsumsinya dan tidak tahu apa-apa," katanya. (*)