Charta Politika Beri Gus Dur Penghargaan Lifetime
5 Januari 2010 00:17 WIB
Mahfud MD (kiri), Hatta Radjasa (2 kiri), Inayah Wulandari Wahid (3 kiri) yang mewakili ayahnya Abdurrahman Wahid, Anas Urbaningrum (tengah), Maruarar Sirait (2 kanan), Ray Rangkuti (kanan), didampingi Direktur Charta Politika Bima Arya (3 kanan). (ANTARA/Ismar Patrizki)
Jakarta (ANTARA News) - Charta Politika memberikan Lifetime Achievement Award kepada Presiden Republik Indonesia ke-4 KH Abdurrachman Wahid (Gus Dur) atas pengabdiannya pada kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Penghargaan disampaikan Direktur Eksekutif Charta Politika Bima Arya Sugiarto dan diterima putri bungsu Gus Dur Inayah Wahid di Hotel Niko Jakarta, Senin malam.
Pada kesempatan tersebut Inayah Wahid mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas dukungan moral dan meteril kepada almarhum Gus Dur baik semasa hidup maupun pada saat meninggal dinia.
"Dukungan yang diberikan rakyat Indonesia kepada almarhum Bapak saya yang terus mengalir hingga saat ini adalah buah perjuangannya semasa hidup," kata Inayah.
Popularitas almarhum Gus Dur, kata dia, bukan hanya karena pemberitaan di media massa, tapi lebih dari itu Gus Dur selalu berjuang sampai pada level masyarakat terbawah.
Menurut dia, Gus Dur tidak sungkan sungkan berkunjung dan berdialog langsung dengan komunitas masyarakat sampai pada masyarakat terbawah.
Ditambahkannya, Gus Dur juga menyatukan dan membuat kehidupan masyarakat Indonesia menjadi damai dengan saling menghargai perbedaan di antara kebinekaan masyarakat di tanah air.
"Kami anak-anak Gus Dur siap melanjutkan perjuangannya untuk menciptakan perdaiaman di dunia," katanya.
Kalau saat ini banyak yang mengusulkan almarhum Gus Dur sebagai pahlawan nasional, kata dia, meskipun belum ada pengakuan resmi dari negara tapi substansinya Gus Dur adalah pahlawan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika, Bima Arya Sugiarto mengatakan, Charta Politika memberikan penghargaan tertinggi kepada almarhum Gus Dur atas pengabdian seorang putra bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut dia, Gus Dur adalah sosok yang multi talenta baik sebagai budayawan, intelektual, politisi, juga guru bangsa yan g telah berjasa mendorong proses demokratisasi, perlidungan hak asasi manusia (HAM), dan pembelaan pada kaum minoritas dalam bingkai plularisme di Indonesia.
"Gus Dur juga salah seorang pembuat berita, karena pernyataan-pernyataannya yang dikutip media massa sangat berpengaruh dalam dunia politik nasional," katanya.
Gus Dur meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu (30/12) pukul 18.45 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis siang.(*)
Penghargaan disampaikan Direktur Eksekutif Charta Politika Bima Arya Sugiarto dan diterima putri bungsu Gus Dur Inayah Wahid di Hotel Niko Jakarta, Senin malam.
Pada kesempatan tersebut Inayah Wahid mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas dukungan moral dan meteril kepada almarhum Gus Dur baik semasa hidup maupun pada saat meninggal dinia.
"Dukungan yang diberikan rakyat Indonesia kepada almarhum Bapak saya yang terus mengalir hingga saat ini adalah buah perjuangannya semasa hidup," kata Inayah.
Popularitas almarhum Gus Dur, kata dia, bukan hanya karena pemberitaan di media massa, tapi lebih dari itu Gus Dur selalu berjuang sampai pada level masyarakat terbawah.
Menurut dia, Gus Dur tidak sungkan sungkan berkunjung dan berdialog langsung dengan komunitas masyarakat sampai pada masyarakat terbawah.
Ditambahkannya, Gus Dur juga menyatukan dan membuat kehidupan masyarakat Indonesia menjadi damai dengan saling menghargai perbedaan di antara kebinekaan masyarakat di tanah air.
"Kami anak-anak Gus Dur siap melanjutkan perjuangannya untuk menciptakan perdaiaman di dunia," katanya.
Kalau saat ini banyak yang mengusulkan almarhum Gus Dur sebagai pahlawan nasional, kata dia, meskipun belum ada pengakuan resmi dari negara tapi substansinya Gus Dur adalah pahlawan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politika, Bima Arya Sugiarto mengatakan, Charta Politika memberikan penghargaan tertinggi kepada almarhum Gus Dur atas pengabdian seorang putra bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut dia, Gus Dur adalah sosok yang multi talenta baik sebagai budayawan, intelektual, politisi, juga guru bangsa yan g telah berjasa mendorong proses demokratisasi, perlidungan hak asasi manusia (HAM), dan pembelaan pada kaum minoritas dalam bingkai plularisme di Indonesia.
"Gus Dur juga salah seorang pembuat berita, karena pernyataan-pernyataannya yang dikutip media massa sangat berpengaruh dalam dunia politik nasional," katanya.
Gus Dur meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu (30/12) pukul 18.45 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis siang.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: