Jakarta (ANTARA) - Masa adaptasi kebiasaan baru merupakan tantangan yang harus dilewati setiap pebisnis untuk terus bertahan.
Dalam diskusi virtual Ngopi Bareng Zilingo Trade bertajuk "Lokal Untuk Nasional: Dongkrak Ekonomi Negara di Tengah Kenormalan Baru Lewat Perdagangan Digital", para pembicara mengemukakan tiga cara mempertahankan bisnis lintas skala di tengah pandemi global.
Wujudkan inklusi digital sedini mungkin
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang dipaparkan Destry Annasari, Asisten Deputi Bidang Pemasaran, Kemenkop UKM, lebih dari 50 persen pelaku UMKM Indonesia mengaku bahwa usaha miliknya terkena imbas dari pandemi. Dengan adanya pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar, mereka yang dapat bertahan hanya usaha dengan pasar yang luas serta usaha yang telah melakukan digitalisasi.
“Sekitar 99 persen usaha di Indonesia merupakan UMKM yang menghasilkan 97 persen lapangan pekerjaan di Indonesia. Sayangnya, dari 64,2 juta UMKM yang ada, hanya sekitar 13 persen pelaku UMKM yang sudah melakukan digitalisasi," kata Destry dalam siaran resmi, dikutip Sabtu.
Digitalisasi yang dimaksud adalah menggunakan media sosial untuk menunjang kegiatan pemasaran, terdaftar di platform marketplace maupun memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan operasional.
"Maka dari itu, 87 persen UMKM yang ada ingin kami dorong untuk segera memasuki gerbong digital,” ujar Destry.
Dani Purnama, Founder & CEO, Surfinclo mengaku bahwa sebelum melakukan digitalisasi terhadap usahanya, Ia berkutat dengan proses administrasi yang rumit.
“Ketika banyak pesanan yang masuk, kami sangat kewalahan. Kami pun akhirnya menyadari bahwa digitalisasi sangat penting untuk membantu proses administrasi dan mendukung infrastruktur yang ada, terutama ketika kita ingin masuk ke scope yang lebih besar,” jelas dia.
Saat ini, Surfinclo sudah kurang lebih satu tahun berjualan secara online.
Anindya Sukarni, Founder & CEO, M I U M O S A menambahkan, “Kita sudah berada di era revolusi industri 4.0 dan adopsi teknologi merupakan sebuah keharusan jika kita ingin maju ke depan."
Anindya mengatakan, sebelum transformasi secara digital, pelaku usaha harus punya pola pikir modern dan membuat produk yang sudah modern seperti kualitas produk yang memiliki standard, kemasan, hingga saluran berkomunikasi efektif dengan pelanggan. Dengan demikian, proses transformasi go digital akan lebih mudah.
Optimalisasi kolaborasi dan koordinasi antar instansi dengan UMKM
Kementerian Koperasi dan UKM telah menyediakan perencanaan holistik untuk mendukung UMKM selama masa pandemi yang terdiri dari empat langkah, yaitu meningkatkan koordinasi dan kolaborasi, membangun budaya dengan menciptakan local heroes, meningkatkan kapasitas SDM serta memperluas segmentasi.
Destry berkata, “Di masa sulit seperti ini kolaborasi dan koordinasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja bisnis UMKM secara keseluruhan, Kementerian Koperasi dan UKM telah menyediakan program-program seperti Factory Sharing, LKPP Page untuk produk UMKM dan Pasar Digital UMKM. Selain itu, untuk menumbuhkan rasa memiliki, kami juga menciptakan para 'Local Heroes'."
Secara bertahap UMKM juga akan dilatih untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensinya. UMKM juga diberdayakan untuk mengembangkan bisnis dengan menjangkau khalayak yang lebih luas. Langkah-langkah tersebut juga didukung dengan program-program seperti laman khusus produk UKM di LKPP, KUMKMHub, Sparctrade, Pasar Digital UMKM, EDUKUKM, serta Indonesia Creative Store.
Maksimalkan kreativitas untuk inovasi
COVID-19 telah mengubah perilaku dan kebiasaan konsumen dan menghasilkan tantangan-tantangan bagi UMKM di setiap industri. Oleh sebab itu, penting bagi para pelaku UMKM untuk tidak hanya memantau situasi pasar secara seksama, namun terus berinovasi agar dapat memikat lebih banyak pelanggan.
Surfinclo menyadari pentingnya memiliki kreativitas bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan produk, seperti menambahkan penawaran produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen, mengambil contoh maraknya bisnis APD dan masker selama pandemi.
Faisal Fariduddin Nasution, VP Government Relations, Zilingo menjelaskan, “Selain inovasi produk, pelaku usaha juga harus mengetahui perubahan pola perilaku konsumen di era ini."
Selain memungkinkan proses perdagangan yang seamless antar pihak, ia mengatakan Zilingo Trade juga menghadirkan sejumlah layanan bisnis diantaranya pembuatan katalog foto dan video, pemasaran media digital hingga pembuatan dan manajemen media sosial.
Baca juga: Ide mengisi "long weekend" dengan WhatsApp
Baca juga: Cerdaslah kelola keuangan bisnis agar kemerdekaan finansial tercapai
Baca juga: Aviliani: Model bisnis UMKM harus berubah
Tiga cara pertahankan bisnis di tengah pandemi global
22 Agustus 2020 08:28 WIB
Ilustrasi (Pixabay)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: