Meulaboh (ANTARA) - Seorang paramedis berinisial HS, yang meninggal dunia beberapa hari lalu di rumah sakit setempat diduga terinfeksi COVID-19, kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dr Putri Fathiyah SpB.

Sebelumnya, hasil tes terhadap dokter ahli patologi klinik berinisial HL yang bertugas di rumah sakit milik pemerintah setempat pada Jumat dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

“Tidak menutup kemungkinan beliau (almarhum HS) juga positif, karena sebelumnya perawat itu ada kontak erat dengan dokter ahli positif COVID-19 yang meninggal dunia tersebut,” kata Putri Fathiyah di Meulaboh, Jumat.

Menurutnya, paramedis yang sempat dirawat di rumah sakit karena memiliki riwayat penyakit lain tersebut, sebelumnya juga juga memiliki gejala terinfeksi COVID-19.

Namun terhadap HS tidak sempat dilakukan tes swab karena paramedis tersebut lebih dulu meninggal dunia, setelah sebelumnya diduga mengalami koma (tidak sadarkan diri) saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca juga: IDI Aceh catat 60 tenaga medis terinfeksi COVID-19

Baca juga: Tenaga medis terinfeksi total kasus COVID-19 Aceh menjadi 95 orang


“Tapi jika dikaitkan dengan gejala yang ada pada pasien, kemungkinan positif COVID-19,” kata Putri Fathiyah menambahkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Syarifah Junaidah yang dikonfirmasi terpisah di Meulaboh pada Jumat, mengatakan pihaknya juga sudah melakukan tes usap (swab) dan tes polimerase chain reaction (PCR) kepada sejumlah anggota keluarga almarhum HS, seorang paramedis yang meninggal dunia di RSUD Meulaboh, beberapa hari lalu.

“Kita masih menunggu hasil swabnya terbit,” kata Syarifah Junaidah menambahkan.

Meski pun demikian, pihaknya berharap hasil tes PCR atau tes usap yang sudah dilakukan kepada tujuh orang warga yang sebelumnya pernah terlibat kontak langsung dengan almarhum HS, diharapkan agar negatif, katanya menuturkan.

Baca juga: DPR Aceh minta pemprov siapkan tenaga medis cadangan

Baca juga: IDI Aceh: Prosedur tetap pelayanan pasien di faskes perlu dievaluasi