Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menyatakan puluhan festival tahunan yang berpotensi mendatangkan ribuan wisatawan gagal diselenggarakan akibat pandemi COVID-19.

"Dari jumlah festival tahunan di Kota Solo yang mestinya mencapai hingga 160 festival mulai dari tingkat kota hingga kelurahan, sejauh ini baru beberapa saja yang sudah terlaksana, di antaranya Grebeg Sudiro, Festival Imlek, dan Solo Great Sale," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Hasta Gunawan di Solo, Jawa Tengah, Jumat.

Penyelenggaraan beberapa acara tersebut, lanjut dia, biasanya dilakukan pada awal tahun di mana pada saat itu belum ada kasus COVID-19 di Indonesia.

Baca juga: Asita optimistis dengan pariwisata Solo 2020

Selanjutnya, kata dia, untuk beberapa festival skala besar seperti Solo International Performing Arts (SIPA) rencananya akan dilakukan secara virtual, termasuk Solo Batik Carnival (SBC).

"Selain festival-festival ini sebetulnya bulan Desember nanti menjadi mimpi indah kami, salah satunya ada Haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi," katanya.

Ia mengatakan biasanya penyelenggaraan acara tersebut diikuti oleh ribuan orang, tidak hanya dari Kota Solo tetapi juga dari luar kota. Bahkan penyelenggaraan kegiatan tersebut berdampak pada kenaikan okupansi hotel yang cukup signifikan.

Baca juga: Kemenparekraf gencarkan promosi untuk bangkitkan pariwisata Indonesia


"Selain itu ada juga cuti Natal dan Tahun Baru. Ada juga Muktamar Muhammadiyah yang seharusnya diselenggarakan bulan Juli lalu terpaksa ditunda," katanya.

Akibat kondisi tersebut, pihaknya melakukan koreksi jumlah wisatawan yang masuk ke Kota Solo tahun ini. Berdasarkan data, target awal jumlah wisatawan Kota Solo pada tahun ini diharapkan bisa mencapai 5,5 juta orang.

Baca juga: Asita prediksikan kenaikan jumlah wisatawan akhir tahun ke Solo