New York (ANTARA) - Harga minyak tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) setelah OPEC+ mencatat kelebihan pasokan harian lebih dari dua juta barel dan jumlah klaim tunjangan pengangguran AS naik secara tak terduga, menandakan pemulihan ekonomi yang lambat.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun 47 sen atau 1,0 persen, menjadi menetap di 44,90 dolar AS per barel.

Baca juga: Harga emas turun lagi 23,8 dolar, pasar kekhawatiran pemulihan ekonomi

Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September melemah 35 sen atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 42,58 per barel pada hari terakhir perdagangannya. Kontrak WTI Oktober yang lebih aktif berakhir turun 29 sen atau 0,7 persen, pada 42,82 dolar AS per barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mengatakan pada Rabu (19/8/2020) bahwa laju pemulihan pasar minyak tampaknya lebih lambat dari yang diperkirakan dengan meningkatnya risiko gelombang kedua pandemi yang berkepanjangan.

Baca juga: Saham Jerman ditutup merosot, Indeks DAX 30 anjlok 1,14 persen

Harga berada di bawah tekanan baru setelah Reuters melaporkan bahwa beberapa anggota OPEC+ perlu memangkas produksi tambahan 2,31 juta barel per hari (bph) untuk menutupi kelebihan pasokan baru-baru ini.

Pasar global juga berubah suram karena jumlah klaim baru AS untuk tunjangan pengangguran naik kembali di atas satu juta minggu lalu.

Baca juga: Saham Inggris berakhir anjlok, Indeks FTSE 100 jatuh 1,61 persen

Harga minyak sebagian besar bergerak di kisaran sempit sejak pertengahan Juni, dengan Brent diperdagangkan berkisar antara 40 dolar hingga 46 dolar per barel dan WTI antara 37 dolar hingga 43 dolar.

"Rebound dalam aktivitas ekonomi global yang menjelaskan sampai batas tertentu harga minyak menguat selama periode Mei-Juni telah terhenti ... lingkungan makro untuk minyak mentah terus menunjukkan pelemahan," kata Kepala Penelitian Fundamental Global Marex Spectron, Georgi Slavov.

Namun ekspor minyak mentah dari Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, memperpanjang penurunan pada Juni ke rekor terendah, data resmi menunjukkan.

Baca juga: Saham Prancis jatuh, Indeks CAC 40 merosot 1,33 persen