Sepak Bola Dunia
Demba Ba minta sepak bola lawan perlakuan China terhadap Uighur
20 Agustus 2020 17:45 WIB
Pemain Istanbul Basaksehir Demba Ba dalam pertandingan 16 besar Liga Europa melawan FC Copenhagen pada 5 Agustus 2020. Demba Ba menyeru dunia sepak bola untuk mengecam penindasan yang dilakukan China kepada minoritas muslim Uighur. (AFP/MADS CLAUS RASMUSSEN)
Jakarta (ANTARA) - Mantan striker Liga Premier Demba Ba menyeru dunia sepak bola untuk mengecam penindasan yang dilakukan China kepada minoritas muslim Uighur dan menuduh sepak bola menomorsatukan materi dari pada moral.
Pemain timnas Senegal yang muslim dan pernah 50 kali bermain untuk klub China Shanghai Shenhua itu berkata kepada BBC dia bersiap untuk memprakarsai gerakan bangkit melawan penindasan China itu.
Partai Komunis China berada dalam tekanan internasional berkaitan dengan nasib kaum minoritas di Xinjiang.
Lebih dari satu juta etnis Uighur dan minoritas-minoritas lainnya yang kebanyakan beragama Islam dari suku bangsa Turki, digiring ke kamp-kamp tahanan untuk menjalani indoktrinasi politik, kata kelompok-kelompok HAM dan para pakar.
China mengatakan kamp-kamp tersebut adalah "pusat-pusat pendidikan kejuruan" yang dibutuhkan untuk melawan ektremisme agama dan meningkatkan lapangan kerja.
Baca juga: NBA tak lagi terlibat dalam proyek basket Xinjiang di China
Ba, yang pernah bermain untuk Chelsea, Newcastle United dan West Ham United, berkata, "Saya harus berusaha dan mengorganisasikan sesuatu sehingga para pemain sepak bola bisa melangkah bersamaan, dan dalam waktu bersamaan membahas masalah ini karena tak banyak orang yang mau melakukannya."
"Saya tahu ada pesepak bola yang ingin berperang demi keadilan, entah itu Muslim, Budha, Kristen, keyakinan apa pun," sambung Ba (35) yang kini bermain untuk klub Basaksehir di Turki.
"Sebagai insan olahraga, kita punya kekuatan yang bahkan kita tak tahu. Jika kita bersatu dan berbicara, segala hal berubah. Jika kita bangkit, rakyat bangkit bersama kita," kata Demba Ba lagi seperti dikutip AFP.
Ba bergabung dengan pemain Arsenal Mesut Ozil dalam menentang perlakuan China terhadap warga Uighur.
Gelandang asal Jerman itu berbicara lantang tahun lalu sehingga membuat televisi China tidak menayangkan pertandingan-pertandingan Arsenal.
Arsenal tidak mengkritik Ozil atas komentarnya itu namun memposting di Twitter-nya China, Weibo, bahwa klub itu "selalu menghormati prinsip-prinsip" tidak terlibat dalam politik.
Baca juga: Demba Ba desak pemain berkulit hitam tinggalkan Italia
Pemain timnas Senegal yang muslim dan pernah 50 kali bermain untuk klub China Shanghai Shenhua itu berkata kepada BBC dia bersiap untuk memprakarsai gerakan bangkit melawan penindasan China itu.
Partai Komunis China berada dalam tekanan internasional berkaitan dengan nasib kaum minoritas di Xinjiang.
Lebih dari satu juta etnis Uighur dan minoritas-minoritas lainnya yang kebanyakan beragama Islam dari suku bangsa Turki, digiring ke kamp-kamp tahanan untuk menjalani indoktrinasi politik, kata kelompok-kelompok HAM dan para pakar.
China mengatakan kamp-kamp tersebut adalah "pusat-pusat pendidikan kejuruan" yang dibutuhkan untuk melawan ektremisme agama dan meningkatkan lapangan kerja.
Baca juga: NBA tak lagi terlibat dalam proyek basket Xinjiang di China
Ba, yang pernah bermain untuk Chelsea, Newcastle United dan West Ham United, berkata, "Saya harus berusaha dan mengorganisasikan sesuatu sehingga para pemain sepak bola bisa melangkah bersamaan, dan dalam waktu bersamaan membahas masalah ini karena tak banyak orang yang mau melakukannya."
"Saya tahu ada pesepak bola yang ingin berperang demi keadilan, entah itu Muslim, Budha, Kristen, keyakinan apa pun," sambung Ba (35) yang kini bermain untuk klub Basaksehir di Turki.
"Sebagai insan olahraga, kita punya kekuatan yang bahkan kita tak tahu. Jika kita bersatu dan berbicara, segala hal berubah. Jika kita bangkit, rakyat bangkit bersama kita," kata Demba Ba lagi seperti dikutip AFP.
Ba bergabung dengan pemain Arsenal Mesut Ozil dalam menentang perlakuan China terhadap warga Uighur.
Gelandang asal Jerman itu berbicara lantang tahun lalu sehingga membuat televisi China tidak menayangkan pertandingan-pertandingan Arsenal.
Arsenal tidak mengkritik Ozil atas komentarnya itu namun memposting di Twitter-nya China, Weibo, bahwa klub itu "selalu menghormati prinsip-prinsip" tidak terlibat dalam politik.
Baca juga: Demba Ba desak pemain berkulit hitam tinggalkan Italia
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: