AS: Penjualan senjata ke UAE tak akan bahayakan Israel
20 Agustus 2020 10:15 WIB
Pesawat tempur F-35A milik angkatan udara AS dari 388th and 428th Fighter Wings membentuk formasi "elephant walk" saat latihan di Hill Air Force Base, Utah, AS, Senin (6/1/2020). ANTARA FOTO/U.S. Air Force/R. Nial Bradshaw/Handout via REUTERS/aww.
Yerusalem (ANTARA) - Amerika Serikat akan memastikan Israel tetap memiliki keunggulan militer di kawasan jika AS menjual pesawat tempur F-35 kepada Uni Emirat Arab (UAE), kata duta besar AS untuk Israel, Rabu (19/8).
Pernyataan itu dikeluarkan Duta Besar David Friedman dalam wawancara dengan Jerusalem Post, setelah muncul laporan pada Selasa (18/8) di surat kabar Israel lainnya, Yedioth Ahronoth.
Laporan Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa Washington berencana menjual sejumlah F-35 ke UAE sebagai bagian dari kesepakatan, yang ditengahi AS pekan lalu, soal pemulihan hubungan negara Teluk itu dengan Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan menentang penjualan semacam itu ke UAE.
Israel beralasan butuh menjaga superioritas militer Israel di kawasan tersebut.
Di TV Channel 13 Israel, Menteri Pendidikan Israel Yoav Galant menuduh saingan politik Netanyahu menyebarkan tuduhan palsu bahwa pembelian F-35, pesawat yang sudah ada di gudang senjata Israel, oleh UAE adalah bagian dari kesepakatan normalisasi.
Jerusalem Post mengutip pernyataan Friedman yang mengatakan bahwa, kalaupun UAE suatu hari nanti akan mendapatkan izin untuk membeli F-35, pembuatan dan pengadaan jet-jet itu "akan memakan waktu bertahun-tahun".
Friedman mengatakan, saat UAE berusaha memiliki persenjataan yang lebih canggih, "proses QME akan dimulai seperti sebelumnya", menurut surat kabar tersebut.
Ia mengacu pada pemahaman selama puluhan tahun bahwa Washington menahan diri untuk tidak menjual senjata ke Timur Tengah yang dapat menumpulkan "keunggulan militer kualitatif" (QME) Israel.
Prinsip QME itu telah diterapkan pada jet tempur F-35, yang sejauh ini tidak dijual ke negara-negara Arab.
Selama wawancara dengan Channel 13, Galant mengatakan Israel dan Amerika Serikat pernah berbeda pendapat pada masa lalu mengenai penjualan senjata AS di wilayah tersebut.
"Mereka menjual (jet tempur) F-15 ke Saudi beberapa tahun lalu. Kami juga tidak menyukainya saat itu," kata Galant.
"Tapi selama ini, Amerika Serikat mempertahankan keunggulan kualitatif kita. Itu berarti, ketika yang lain memiliki F-15e, kita memiliki F-15i -setingkat di atas," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump berharap Arab Saudi bergabung dengan kesepakatan UAE-Israel
Baca juga: Presiden Abbas: hubungan UAE-Israel "menusuk Palestina dari belakang"
Pernyataan itu dikeluarkan Duta Besar David Friedman dalam wawancara dengan Jerusalem Post, setelah muncul laporan pada Selasa (18/8) di surat kabar Israel lainnya, Yedioth Ahronoth.
Laporan Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa Washington berencana menjual sejumlah F-35 ke UAE sebagai bagian dari kesepakatan, yang ditengahi AS pekan lalu, soal pemulihan hubungan negara Teluk itu dengan Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan menentang penjualan semacam itu ke UAE.
Israel beralasan butuh menjaga superioritas militer Israel di kawasan tersebut.
Di TV Channel 13 Israel, Menteri Pendidikan Israel Yoav Galant menuduh saingan politik Netanyahu menyebarkan tuduhan palsu bahwa pembelian F-35, pesawat yang sudah ada di gudang senjata Israel, oleh UAE adalah bagian dari kesepakatan normalisasi.
Jerusalem Post mengutip pernyataan Friedman yang mengatakan bahwa, kalaupun UAE suatu hari nanti akan mendapatkan izin untuk membeli F-35, pembuatan dan pengadaan jet-jet itu "akan memakan waktu bertahun-tahun".
Friedman mengatakan, saat UAE berusaha memiliki persenjataan yang lebih canggih, "proses QME akan dimulai seperti sebelumnya", menurut surat kabar tersebut.
Ia mengacu pada pemahaman selama puluhan tahun bahwa Washington menahan diri untuk tidak menjual senjata ke Timur Tengah yang dapat menumpulkan "keunggulan militer kualitatif" (QME) Israel.
Prinsip QME itu telah diterapkan pada jet tempur F-35, yang sejauh ini tidak dijual ke negara-negara Arab.
Selama wawancara dengan Channel 13, Galant mengatakan Israel dan Amerika Serikat pernah berbeda pendapat pada masa lalu mengenai penjualan senjata AS di wilayah tersebut.
"Mereka menjual (jet tempur) F-15 ke Saudi beberapa tahun lalu. Kami juga tidak menyukainya saat itu," kata Galant.
"Tapi selama ini, Amerika Serikat mempertahankan keunggulan kualitatif kita. Itu berarti, ketika yang lain memiliki F-15e, kita memiliki F-15i -setingkat di atas," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trump berharap Arab Saudi bergabung dengan kesepakatan UAE-Israel
Baca juga: Presiden Abbas: hubungan UAE-Israel "menusuk Palestina dari belakang"
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: