Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam berharap adanya peningkatan kerja sama dengan Indonesia pada masa-masa mendatang.

"Ke depan, peningkatan perekonomian dan perdagangan di bidang ekonomi digital, inovasi, dan teknologi perlu diintensifkan dengan pola kemitraan baru sesuai dengan perkembangan," katanya saat berbicara dalam webinar "Riding Ups and Downs: Hong Kong-Indonesia Partnership", Selasa (18/8).

Dalam webinar yang dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar dan Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong Ricky Suhendar serta diikuti 1.000 peserta tersebut, Carrie mengucapkan selamat Hari Kemerdekaan ke-75 RI.

Di mata pemimpin perempuan tersebut, Indonesia sangat penting bagi Hong Kong.

Sementara itu, Wamenlu Mahendra menekankan tiga hal utama sebagai fokus kerja sama Indonesia dengan Hong Kong, yakni intensifikasi kerja sama perdagangan, pemanfaatan peluang yang belum tergarap, dan penguatan dukungan pemerintah dalam bentuk insentif bagi dunia usaha.

"Saya mengundang seluruh sektor usaha Hong Kong dan Tiongkok mengambil peluang kerja sama perekonomian, perdagangan, dan investasi dengan Indonesia. Pemerintah berkomitmen kuat untuk menciptakan iklim ramah investasi melalui reformasi hukum dan penyederhanaan birokrasi," ujarnya.

Bagi Indonesia, Hong Kong merupakan mitra dagang terbesar ke-19. Pada semester I/2020, Hong Kong menempati urutan ketiga terbesar investor asing dengan nilai 1,8 miliar dolar AS. Bersama China, total investasi Hong Kong di Indonesia mencapai 4,2 miliar dolar AS.

Capaian tersebut merupakan cerminan dari total aliran investasi Hong Kong dan China yang dalam beberapa tahun terakhir selalu masuk dalam lima besar investor asing di Indonesia.

"Catatan tersebut sekaligus menegaskan bahwa hubungan baik perekonomian antara Indonesia dan Hong Kong serta Tiongkok tetap terjalin baik kendati di masa pandemi," kata Mahendra.

Menteri Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Edward Yau, menyambut positif tiga kerja sama strategis yang disampaikan Wamenlu RI itu dan menyatakan kesiapannya untuk mewujudkan kerja sama tersebut, baik dalam jangka pendek maupun menengah.

Demikian pula dalam diskusi panel, para narasumber dan peserta dari kalangan pengusaha Indonesia dan Hong Kong menunjukkan komitmen yang sama dengan pemerintah Indonesia, yakni sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama ekonomi dari berbagai aspek keuangan, hukum, dan promosi.

Kemudian Konjen Ricky menyampaikan tiga pesan utama yang menjadi pokok pembahasan diskusi. Pertama, modal hubungan baik antara Indonesia dan Hong Kong serta China harus dapat dimanfaatkan lebih baik menjadi kerja sama yang saling menguntungkan.

Kedua, situasi pandemi ini menuntut adaptasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan dengan berbagai solusi sesuai dengan kondisi yang ada.

"Terakhir, saya ingin menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara yang memiliki ekonomi outward looking, siap menyambut para investor untuk terlibat dalam berbagai proyek pembangunan di Tanah Air," ujarnya.

Webinar tersebut sebagai salah satu upaya KJRI Hong Kong untuk beradaptasi dengan situasi pandemi.

Walaupun investasi Hong Kong ke Indonesia relatif besar dan stabil dalam beberapa tahun terakhir, KJRI terus berupaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi dengan Hong Kong.

Dari segi jumlah peserta, webinar kali ini merupakan yang terbesar yang diselenggarakan KJRI Hong Kong dan pemerintah Hong Kong.

Baca juga: Perdagangan ASEAN-China tumbuh di tengah krisis
Baca juga: BNI Hong Kong fokus jembatani pebisnis Indonesia di pasar global
Baca juga: Indonesia harus optimalkan pasar Hong Kong