Kementan perluas areal tanam padi 250.000 ha tahun ini
19 Agustus 2020 17:07 WIB
Petani memanen padi menggunakan mesin potong padi modern di areal persawahan Desa Bulakpacing, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (16/7/2020). Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam di musim tanam kedua (MT-II) tahun ini atau pada periode April-September 2020 bisa mencapai 5,6 juta hektare dan diperkirakan produksi beras yang dihasilkan bisa mencapai 12,5 juta hingga 15 juta ton. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyahnz.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian melakukan perluasan areal tanam baru untuk padi seluas 250.000 hektare (ha) pada tahun ini yang tersebar di beberapa wilayah untuk menambah cadangan pangan nasional.
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Akhmad Musyafak menjelaskan perluasan areal tanam baru akan dilakukan pada kuartal III dan awal kuartal IV tahun ini yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.
"Perluasan areal tanam baru yang ke depan kita lakukan sampai di kuartal III dan beberapa di awal kuartal IV, untuk padi luasnya 250.000 hektare," kata Musyafak pada diskusi daring bertajuk "Shortcut Memperkuat Sektor Pertanian" di Jakarta, Rabu.
Musyafak menyebutkan ketersediaan pangan pokok seperti beras dan jagung hingga akhir tahun dapat dikatakan aman untuk mencukupi kebutuhan.
Berdasarkan prognosa Kementan, stok beras hingga akhir tahun mencapai 7,1 juta ton, sedangkan jagung berkisar 2,6 juta ton. Namun demikian, Kementan tetap menambah cadangan pangan melalui perluasan areal tanam baru.
Untuk mengawal program tersebut, Kementan mengalokasikan kebutuhan pupuk non subsidi sebesar 62.500 ton guna mendukung produktivitas tanaman.
Sebagai upaya dalam memitigasi bencana, Kementan juga menyediakan pompa air, serta 2.000 unit combine harvester dan dryer.
"Kemudian juga ada mobilisasi alsintan di daerah yang memang sudah selesai tanam ke yang akan tanam di setiap kabupaten antarkecamatan," kata Musyafak.
Dari program perluasan areal tanam baru seluas 250.000 hektare, Kementan memproyeksikan produksi yang dihasilkan mencapai 547.200 ton setara beras dengan produktivitas 4 ton per hektare.
Baca juga: Pemerintah targetkan produktivitas padi di lumbung pangan capai 5 ton
Baca juga: Gubernur Sumbar: Jangan lewatkan masa tanam agar tak krisis pangan
Baca juga: Musim kemarau, Kementan turut produksi benih tahan kekeringan
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Akhmad Musyafak menjelaskan perluasan areal tanam baru akan dilakukan pada kuartal III dan awal kuartal IV tahun ini yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.
"Perluasan areal tanam baru yang ke depan kita lakukan sampai di kuartal III dan beberapa di awal kuartal IV, untuk padi luasnya 250.000 hektare," kata Musyafak pada diskusi daring bertajuk "Shortcut Memperkuat Sektor Pertanian" di Jakarta, Rabu.
Musyafak menyebutkan ketersediaan pangan pokok seperti beras dan jagung hingga akhir tahun dapat dikatakan aman untuk mencukupi kebutuhan.
Berdasarkan prognosa Kementan, stok beras hingga akhir tahun mencapai 7,1 juta ton, sedangkan jagung berkisar 2,6 juta ton. Namun demikian, Kementan tetap menambah cadangan pangan melalui perluasan areal tanam baru.
Untuk mengawal program tersebut, Kementan mengalokasikan kebutuhan pupuk non subsidi sebesar 62.500 ton guna mendukung produktivitas tanaman.
Sebagai upaya dalam memitigasi bencana, Kementan juga menyediakan pompa air, serta 2.000 unit combine harvester dan dryer.
"Kemudian juga ada mobilisasi alsintan di daerah yang memang sudah selesai tanam ke yang akan tanam di setiap kabupaten antarkecamatan," kata Musyafak.
Dari program perluasan areal tanam baru seluas 250.000 hektare, Kementan memproyeksikan produksi yang dihasilkan mencapai 547.200 ton setara beras dengan produktivitas 4 ton per hektare.
Baca juga: Pemerintah targetkan produktivitas padi di lumbung pangan capai 5 ton
Baca juga: Gubernur Sumbar: Jangan lewatkan masa tanam agar tak krisis pangan
Baca juga: Musim kemarau, Kementan turut produksi benih tahan kekeringan
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: