Jayapura (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura, Provinsi Papua mengharapkan perambahan hutan dapat segera dihentikan karena sangat berdampak pada persediaan debit air pada "intake-intake" di wilayahnya yang mengalami penurunan.

"Kerusakan alam akibat penebangan pohon di hutan akhirnya memberikan dampak juga bagi debit air untuk kebutuhan masyarakat di Jayapura," kata Direktur Utama PDAM Jayapura Entis Sutisna di Jayapura, Rabu,​​​​​​​

Intake adalah bangunan yang digunakan untuk menampung air dari sungai atau mata air terbesar suatu daerah.

Ia mengatakan dengan kondisi tersebut debit air yang masuk ke penampungan memang tidak maksimal dan ini murni karena faktor alam.

"Dan memang debit air yang masuk ke intake milik PDAM sudah berkurang dibandingkan dengan debit air yang masuk dua tahun lalu," katanya.

Menurut Entis, kerusakan alam akibat penebangan pohon akhirnya memberikan dampak juga bagi debit air untuk kebutuhan masyarakat.

"Kerusakan alam, khususnya yang terjadi di sumber-sumber air ini menjadi tanggung jawab bersama, di mana sudah tentu pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota perlu duduk bersama mencari solusinya," katanya.

Dia menjelaskan berdasarkan gambar yang diberikan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Papua dari Satelit Citrat, ternyata sangat tampak kerusakan hutan di jajaran perbukitan di Angkasa, Kloofkamp hingga Buper Waena.

"Kerusakan alam ini dari penebangan hutan ini sudah ada faktanya, akibatnya debit air yang masuk ke sumber kami menurun," katanya.

Pihaknya mengharapkan ada tindak lanjut guna memastikan bahwa perambahan di jajaran perbukitan maupun pegunungan sekitar sumber air tidak terjadi lagi, demikian Entis Sutisna.
​​​​​​​
Baca juga: Debit sumber air PDAM Jayapura alami penurunan hingga 60 persen

Baca juga: Walikota Jayapura diminta larang penebang hutan

Baca juga: Hutan rusak di Jayapura capai tujuh hektar

Baca juga: Kawasan Hutan Bakau Entrop, Jayapura Mulai Tergusur Pemukiman