Banjarmasin (ANTARA) - Koordinator Substansi Umum, Kerja Sama, Humas Ditjen Dikti Kemdikbud RI, Yayat Hendayana mengatakan Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan salah satu garda terdepan dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di perguruan tinggi swasta sekaligus wajah dari perguruan tinggi.

Hal itu disampaikan Yayat saat menjadi narasumber Workshop Managemen Krisis Komunikasi/ Kehumasan dengan PTS Regional Kalimantan Tengah secara virtual, Rabu.

"Humas harus bergerak cepat dalam mengatasi berbagai persoalan, walau harus dikatakan sedikit bawel ya tidak apa," katanya pada acara yang diikuti 54 peserta dari PTS se-Kalimantan Tengah yang diselenggarakan secara daring oleh LLDIKTI Wilayah XI.

Pada acara yang dibuka Sekretaris LLDIKTI Wilayah XI Dr Muhammad Akbar, Yayat mengatakan, mendukung peran humas tersebut, LLDIKTI harus mampu mendorong, agar PTS menjadikan humas sebagai garda terdepan sekaligus wajah dari kampus, sehingga upaya meningkatkan kredibilitas kampus bisa tercapai dengan lebih baik.

"Seperti acara yang dilaksanakan hari ini, cukup bagus untuk mendukung peningkatan SDM humas PTS, agar menjadi lebih baik," katanya.

Lalu bagaimana cara mengelola kehumasan yang baik, tambah dia, antara lain yaitu, humas harus memiliki informasi yang akurat, tepat dan update terutama dalam mengatasi krisis komunikasi.
Baca juga: LL Dikti dorong 20 PTS di Kalimantan peroleh akreditasi A

Menurut Yayat, terdapat beberapa cara untuk menangani krisis komunikasi antara lain dengan model "Crisis and Emergency Risk Communication" (CERC) yang meliputi penanganan prakrisis.

Pada tahap ini, humas harus mampu meningkatkan kepercayaan diri publik dan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengkomunikasikan hal yang sama.

Pada tahapan ini, kemampuan untuk melakukan komunikasi dan koordinasi menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penyelesaian persoalan.

Tahap selanjutnya adalah, awal krisis. Pada tahap ini, harus mampu menyediakan informasi satu pintu, untuk memudahkan mengatasi kesimpuang siuran berita.

Pada tahapan ini, humas harus mampu menyusun pesan komprehensif sehingga publik mengerti dengan hal yang terjadi dan bisa mengantisipasi berdasarkan data terkini.

Tahap selanjutnya, adalah masa krisis, dimana humas harus mampu memberikan informasi mutakhir secara berkala kepada masyarakat.
Baca juga: Fisipol UMP terapkan pola perkuliahan riset kolaboratif

Kemudian Resolusi dengan melakukan komunikasi untuk menciptakan solidaritas dan memahami krisis yang terjadi dan terakhir evaluasi yang menghasilkan konsensus dan pembelajaran dari peristiwa yang terjadi.

Humas PTS juga harus mampu mengelola pengaduan dan unit layanan terpadu (ULT). Contohnya pengaduan bisa melalui aplikasi, seperti aplikasi lapor atau media sosial yang dimiliki oleh perguruan tinggi,

Misalnya, melalui ULT ini, kampus maupun masyarakat, bisa berkomunikasi dengan menyampaikan pengaduan maupun jawaban atas berbagai persoalan yang terjadi dengan lebih baik.

Berbagai isu yang timbul, akan lebih cepat ditangani melalui ULT ini, seperti isu mahalnya SPP dan lainnya.

"ULT yang baik tidak harus mewah, tetapi harus bisa disesuaikan dengan setiap perkembangan dan kondisi yang terjadi," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Yayat juga mengajak seluruh humas untuk selalu belajar, belajar dan belajar, membaca dan memberikan dirinya informasi yang akurat dan terkini.

Selain itu, humas juga harus selalu mengecek setiap perkembangan peraturan terkini pemerintah, sehingga setiap perubahan yang terjadi bisa cepat diikuti, untuk kemajuan PTS.
Baca juga: LLDIKTI : masih ada PTS di Kalimantan belum terakreditasi