Seoul (ANTARA) - Korea Selatan mengatakan diplomat China Yang Jiechi akan berkunjung dan bertemu penasihat keamanan nasional baru Korsel Suh Hoon pekan ini untuk membahas soal pandemi COVID-19 dan negosiasi denuklirisasi Korea Utara yang terhenti.

Pejabat Korsel menyebutkan bahwa Yang Jiechi, yang adalah anggota dewan dan anggota Politbiro Partai Komunis, akan berada di kota pelabuhan selatan Busan pada Jumat dan Sabtu (21-22 Agustus).

Kedatangan Yang Jiechi akan menjadi kunjungan pertama pejabat tinggi Beijing ke Korsel sejak wabah virus corona muncul di China akhir tahun lalu.

Suh Hoon menjadi penasihat keamanan nasional bulan lalu setelah menjabat sebagai kepala intelijen Korsel.

Juru bicara kepresidenan Korsel Kang Min-seok pada Rabu mengatakan Suh akan bertemu Yang pada Sabtu (22/8) untuk membahas soal Korea Utara, kerja sama penanganan wabah virus corona dan kemungkinan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Seoul.

"Kedua belah pihak terus berupaya untuk memungkinkan Presiden Xi berkunjung (ke Seoul) pada waktu yang tepat ketika situasi COVID-19 menjadi stabil dan mendorong terwujudnya kondisi stabil," kata Kang dalam sebuah pengarahan.

Menurut Kang, Suh dan Yang juga akan berdiskusi tentang masalah pengadaan pertemuan puncak trilateral tahunan yang melibatkan Jepang.

Pandemi virus corona menghapus sebagian besar jadwal-jadwal kegiatan diplomatik global. Namun, kedua negara bulan lalu melanjutkan kembali kegiatan pertukaran ketika Korea Selatan mengirim seorang diplomat tingkat tinggi untuk pertemuan ekonomi bilateral dengan China.

Setelah bergulat dengan epidemi besar pertama di luar China, Korea Selatan pada umumnya berhasil mengendalikan wabah tanpa gangguan besar, meskipun lonjakan kasus baru-baru ini mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan kembali aturan jaga jarak sosial yang lebih ketat.

China adalah sekutu Korea Utara dan memainkan peran kunci dalam upaya negosiasi yang dipimpin AS untuk pengakhiran program nuklir Korut. Namun, perundingan denuklirisasi Korea Utara telah terhenti sejak tahun lalu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kepala Staf Gedung Putih: tidak ada jadwal pembicaraan baru AS-China

Baca juga: Indonesia-China fokuskan diplomasi TTI