Dokter dan perawat tertular COVID-19, RS Bunut Sukabumi batasi layanan
18 Agustus 2020 21:20 WIB
Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Supriyanto saat memberikan keterangan perihal adanya tenaga kesehatan rumah sakit tersebut yang terpapar COVID-19. (Antara/Aditya Rohman)
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH atau RS Bunut Kota Sukabumi, Jawa Barat, membatasi pelayanan kepada masyarakat setelah ditemukannya dokter dan perawat yang tertular COVID-19.
"Ada beberapa layanan yang kami tutup untuk umum, langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya penyebaran COVID-19 semakin meluas," kata Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Supriyanto.di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, tenaga medis yang terpapar virus tersebut merupakan hasil pemeriksaan usap (swab) dan penelusuran (tracing). Mereka yang positif COVID-19 langsung ditindak lanjuti seperti mendapatkan perawatan khusus di ruang isolasi dan lain sebagainya.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memberi tahu berapa jumlah tenaga medis yang terpapar virus yang bisa menyebabkan kematian ini, karena masih akan melakukan serangkaian pemeriksaan usap kepada seluruh karyawan yang bertugas di rumah sakit milik Pemkot Sukabumi ini.
Baca juga: Ini sanksi bagi warga tidak pakai masker di Sukabumi
Baca juga: Kasus COVID-19 di Kota Sukabumi kembali melonjak
Adapun beberapa layanan yang dihentikan sementara yakni poli jantung, pembuluh darah dan ruangan Kaca Piring atas. Untuk layanan lainnya hingga saat ini masih tetap beroperasi, sehingga kabar bahwa rumah sakit tertua di Sukabumi ditutup tidaklah benar.
"Pelayanan tersebut ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan dan layanan kesehatan yang masih buka kami lakukan pembatasan jumlah pasien dan tentunya menerapkan protokol kesehatan ketat," katanya.
Di sisi lain, RS Bunut yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Sukabumi sudah menetapkan berbagai aturan dan kebijakan, sehingga untuk pasien umum dan COVID-19 tidak bercampur.
Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Hendrayana mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi dari rumah sakit terkait berapa jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif, karena masih dalam pemeriksaan usap.
Namun demikian, warga yang dekat dengan tenaga medis dari RS Bunut untuk melakukan isolasi mandiri dan pihaknya pun akan melakukan penelusuran serta pemeriksaan cepat maupun usapan untuk memastikan kesehatan warga tersebut.
Di sisi lain, data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi pada Selasa, jumlah warga yang terkonfirmasi positif bertambah satu orang yang berasal dari Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros.
Dengan bertambahnya jumlah pasien tersebut, hingga kini total warga yang terpapar mencapai 112 orang, 98 diantaranya sembuh dan sisanya atau sebanyak 14 orang menjalani perawatan dan isolasi baik di rumahnya maupun rumah sakit.*
"Ada beberapa layanan yang kami tutup untuk umum, langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya penyebaran COVID-19 semakin meluas," kata Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Supriyanto.di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, tenaga medis yang terpapar virus tersebut merupakan hasil pemeriksaan usap (swab) dan penelusuran (tracing). Mereka yang positif COVID-19 langsung ditindak lanjuti seperti mendapatkan perawatan khusus di ruang isolasi dan lain sebagainya.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memberi tahu berapa jumlah tenaga medis yang terpapar virus yang bisa menyebabkan kematian ini, karena masih akan melakukan serangkaian pemeriksaan usap kepada seluruh karyawan yang bertugas di rumah sakit milik Pemkot Sukabumi ini.
Baca juga: Ini sanksi bagi warga tidak pakai masker di Sukabumi
Baca juga: Kasus COVID-19 di Kota Sukabumi kembali melonjak
Adapun beberapa layanan yang dihentikan sementara yakni poli jantung, pembuluh darah dan ruangan Kaca Piring atas. Untuk layanan lainnya hingga saat ini masih tetap beroperasi, sehingga kabar bahwa rumah sakit tertua di Sukabumi ditutup tidaklah benar.
"Pelayanan tersebut ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan dan layanan kesehatan yang masih buka kami lakukan pembatasan jumlah pasien dan tentunya menerapkan protokol kesehatan ketat," katanya.
Di sisi lain, RS Bunut yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Sukabumi sudah menetapkan berbagai aturan dan kebijakan, sehingga untuk pasien umum dan COVID-19 tidak bercampur.
Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Hendrayana mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi dari rumah sakit terkait berapa jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif, karena masih dalam pemeriksaan usap.
Namun demikian, warga yang dekat dengan tenaga medis dari RS Bunut untuk melakukan isolasi mandiri dan pihaknya pun akan melakukan penelusuran serta pemeriksaan cepat maupun usapan untuk memastikan kesehatan warga tersebut.
Di sisi lain, data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Sukabumi pada Selasa, jumlah warga yang terkonfirmasi positif bertambah satu orang yang berasal dari Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros.
Dengan bertambahnya jumlah pasien tersebut, hingga kini total warga yang terpapar mencapai 112 orang, 98 diantaranya sembuh dan sisanya atau sebanyak 14 orang menjalani perawatan dan isolasi baik di rumahnya maupun rumah sakit.*
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: