Jakarta (ANTARA) - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan masih ada pihak yang mempertentangkan antara Pancasila dan agama meski bangsa Indonesia telah merasakan 75 tahun kemerdekaan.

"Pada usia 75 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia, masih saja ada pihak yang mencoba mempertentangkan prinsip-prinsip negara kita, hubungan antara agama dengan negara, agama dengan Pancasila," kata Megawati, di Jakarta, Selasa.

Bahkan, kata Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu, ada pihak yang mencoba mengutak-atik prinsip negara yang telah selesai dan disepakati para pendiri bangsa bersama para alim ulama.

Baca juga: Megawati: Pancasila adalah falsafah kemanusiaan

Hal tersebut disampaikan Megawati saat menjadi pembicara kunci webinar nasional bertema "Kontekstualiasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara, Falsafah Hidup Bangsa dan Ideologi Negara" dan peluncuran buku karya Prof Dr Hamka Haq berjudul "Asas Kehidupan Berbangsa dan Bernegara: Jejak Pemikiran Soekarno" yang disiarkan secara daring.

Megawati mengingatkan bahwa nilai-nilai Pancasila bukanlah sesuatu yang asing, tetapi memang sudah ada di dalam kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia.

"Bung Karno tidak pernah mengklaim sebagai pencipta Pancasila, tetapi beliau selalu mengatakan menggalinya dari nilai-nilai yang sudah hidup lestari dalam kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, kata Megawati, kehidupan berketuhanan yang rukun dan damai di antara sesama pemeluk agama merupakan bagian penting dari budaya bangsa Indonesia.

Baca juga: Megawati: Pancasila harus selalu ada di sanubari

Berkaitan dengan Pancasila dan Bung Karno, ia menjelaskan bahwa rangkaian sejarah mencatat peran penting dan strategis Bung Karno dalam proses kemerdekaan dan pembentukan Pancasila.

"Bukan hanya pada konteks politik kemerdekaan bangsa, tetapi juga dalam memberi isi dan bentuk bagi eksistensi negara Indonesia merdeka yang diberi dasar Pancasila," katanya.

Sebagai asas berbangsa dan bernegara, kata Megawati, Pancasila berfungsi sebagai suatu meja statis untuk pijakan dan bintang penuntun yang menjadi kompas penunjuk arah.

Dengan kehadiran buku karya Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), sayap organisasi PDI Perjuangan itu bersamaan HUT Ke-75 RI, kata Megawati, diharapkan menjadi momentum untuk introspeksi dan proyeksi terhadap perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Megawati yakini Pancasila jadi jawaban berbagai persoalan

"Sejak 75 tahun yang lalu hingga hari ini dan masa yang akan datang, bahwa pada 18 Agustus 1945 para pendiri bangsa menyepakati dasar dan ideologi negara kita adalah Pancasila yang sila-silanya termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945," kata Megawati.