BI: Antusias peminat uang kertas Rp75.000 besar, capai 68.051 orang
18 Agustus 2020 12:50 WIB
Tangkapan layar - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa (18/8/2020). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia/pri.
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat peminat uang kertas rupiah khusus pecahan 75.000 yang diluncurkan dalam rangka memperingati HUT ke-75 Republik Indonesia telah mencapai 68.051 orang.
o
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menyatakan 68.051 peminat tersebut mendaftar via aplikasi Pintar yang terdapat di laman resmi Bank Indonesia yaitu https://pintar.bi.go.id.
“Jadi pendaftar yang sudah memasuki aplikasi 68.051,” katanya dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Keluarkan uang kertas Rp75.000, BI: Ini tidak termasuk redenominasi
Ia menuturkan untuk 18 Agustus sampai 30 September 2020 penukaran hanya dapat dilakukan di kantor BI baik pusat maupun daerah.
“Itu kami sudah hitungkan bagaimana ini saat pengambilannya. Kita hitung dan menerapkan protokol COVID-19,” ujarnya.
Rosmaya menjelaskan setiap harinya pihaknya menyediakan kuota 300 lembar uang kertas rupiah khusus pecahan 75.000 untuk kantor pusat BI di Jakarta.
Kemudian BI juga menyediakan sebanyak 150 lembar per hari untuk 45 kantor perwakilan di daerah.
"150 (lembar) dikali 45 (daerah) adalah 6.750. Maka kita buka di hari pertama adalah 7.050 penukaran,” jelasnya.
Baca juga: Kemarin, BI keluarkan uang kertas Rp75.000 hingga UMKM jadi prioritas
Menurutnya, antusiasme masyarakat sangat besar sejak pertama uang kertas rupiah khusus pecahan 75.000 diluncurkan yakni pada 17 Agustus 2020.
“Kita buka selama 10 hari ke depan. Animo yang begitu besar akan kita evaluasi dalam arti pembukaan tanggal-tanggal penukaran itu. Dengan prinsip satu KTP satu penukaran,” katanya.
Meski demikian ia menyebutkan terdapat beberapa kantor BI yang masih memiliki kuota untuk penukaran uang yaitu Sibolga, Papua, Papua Barat, Lhoksemauwe, Ternate, Gorontalo, dan Mamuju.
“Ada beberapa kantor BI yang masih kosong. Masih ada tiga persen. Ini tentu akan jadi evaluasi kita. Kami ada hitung-hitungannya,” katanya.
Baca juga: BI imbau masyarakat tukar uang di tempat resmi, hindari uang palsu
o
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menyatakan 68.051 peminat tersebut mendaftar via aplikasi Pintar yang terdapat di laman resmi Bank Indonesia yaitu https://pintar.bi.go.id.
“Jadi pendaftar yang sudah memasuki aplikasi 68.051,” katanya dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Keluarkan uang kertas Rp75.000, BI: Ini tidak termasuk redenominasi
Ia menuturkan untuk 18 Agustus sampai 30 September 2020 penukaran hanya dapat dilakukan di kantor BI baik pusat maupun daerah.
“Itu kami sudah hitungkan bagaimana ini saat pengambilannya. Kita hitung dan menerapkan protokol COVID-19,” ujarnya.
Rosmaya menjelaskan setiap harinya pihaknya menyediakan kuota 300 lembar uang kertas rupiah khusus pecahan 75.000 untuk kantor pusat BI di Jakarta.
Kemudian BI juga menyediakan sebanyak 150 lembar per hari untuk 45 kantor perwakilan di daerah.
"150 (lembar) dikali 45 (daerah) adalah 6.750. Maka kita buka di hari pertama adalah 7.050 penukaran,” jelasnya.
Baca juga: Kemarin, BI keluarkan uang kertas Rp75.000 hingga UMKM jadi prioritas
Menurutnya, antusiasme masyarakat sangat besar sejak pertama uang kertas rupiah khusus pecahan 75.000 diluncurkan yakni pada 17 Agustus 2020.
“Kita buka selama 10 hari ke depan. Animo yang begitu besar akan kita evaluasi dalam arti pembukaan tanggal-tanggal penukaran itu. Dengan prinsip satu KTP satu penukaran,” katanya.
Meski demikian ia menyebutkan terdapat beberapa kantor BI yang masih memiliki kuota untuk penukaran uang yaitu Sibolga, Papua, Papua Barat, Lhoksemauwe, Ternate, Gorontalo, dan Mamuju.
“Ada beberapa kantor BI yang masih kosong. Masih ada tiga persen. Ini tentu akan jadi evaluasi kita. Kami ada hitung-hitungannya,” katanya.
Baca juga: BI imbau masyarakat tukar uang di tempat resmi, hindari uang palsu
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: