Jakarta (ANTARA) - Jaksa penuntut umum (JPU) dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, yaitu Robertino Fedrik Adhar Syaripuddin, meninggal dunia.
"Innalillahi wainailaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah saudara kita Robertino Fedrik Adhar Syaripuddin, SH. MH. Kasubsi Penuntutan Kejaksaan Negeri Jakarta Utara," ujar Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Utara, I Made Sudarmawan di Jakarta, Senin.
Made mengatakan, Fedrik meninggal pada pukul 11.00 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro karena menderita komplikasi penyakit gula.
"Semoga almarhum husnul khotimah," ujar Made.
Baca juga: Dua penyerang Novel Baswedan dituntut 1 tahun penjara
Fedrik Adhar diketahui mengawali karirnya sebagai jaksa di Kejaksaan Negeri Palembang, Sumatera Selatan pada 2013.
Nama dia dikenal publik saat menjadi jaksa penuntut umun dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Dalam persidangan, Fedrik menuntut kedua terdakwa, yakni Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Bugis dengan hukuman satu tahun penjara.
Tuntutan tersebut kemudian mendapat kritikan keras dari banyak pihak karena dianggap terlalu ringan.
Baca juga: Jaksa: penyerang Novel dituntut 1 tahun karena meminta maaf
Baca juga: JPU sebut hal meringankan penyerang Novel adalah pengabdian di Polri
Jaksa kasus penyiraman air keras Novel Baswedan meninggal dunia
17 Agustus 2020 18:57 WIB
Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sentra Gakkumdu Jakarta Utara Doni Boy Faisal Panjaitan (kiri), Ketua Tim JPU Fedrik Adhar (tengah) dan Erma Octora. ANTARA/Fianda Rassat
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: