Gubernur NTB resmikan gedung layanan COVID-19 di HUT RI
17 Agustus 2020 17:57 WIB
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H Zulkieflimansyah bersama Wagub NTB meresmikan gedung layanan COVID-19 dan trauma center yang berlokasi di RSUD Provinsi NTB pada momentum peringatan HUT Ke-75 Republik Indonesia, Senin (17/8/2020). ANTARA/Nur Imansyah
Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, H Zulkieflimansyah meresmikan gedung layanan COVID-19 dan trauma center yang berlokasi di RSUD Provinsi NTB pada momentum peringatan HUT Ke-75 Republik Indonesia, Senin.
Peresmian gedung layanan COVID-19 dan trauma center ini juga dihadiri Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah serta Forkopimda Provinsi NTB. Gedung ini dibangun untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien COVID-19 di NTB.
Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah mengatakan gedung layanan COVID-19 dan trauma center ini terdiri dari dua lantai yang dibangun sesuai standar WHO khusus merawat pasien suspek dan terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala sedang dan berat.
Ruang perawatan dibuat bertekanan negatif sesuai standar isolasi, setiap ruangan dilengkapi dengan monitor dan CCTV, ruang ICU yang dilengkapi ventilator dan high flow nasal canul (HFNC) dan tenaga medis yang dipersiapkan khusus melayani COVID-19.
Baca juga: Buku saku protokol COVID-19 diluncurkan pemuda Nahdlatul Wathan
Baca juga: Laboratorium Hepatika NTB siap produksi masal alat rapid test COVID-19
Lantai satu pada gedung ini terdapat sebanyak 32 tempat tidur, yang dipersiapkan untuk IGD penanganan pasien yang memiliki gejala COVID-19. Sementara lantai dua digunakan sebagai instalasi rawat inap untuk merawat pasien yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 dan terdapat 37 tempat tidur, diantaranya ada 2 kamar VIP dan 2 kamar ICU serta 16 kamar perawatan.
Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah mengatakan saat ini sejumlah rumah sakit di NTB yang menangani pasien COVID-19 sudah mulai penuh dengan perawatan pasien COVID-19, dan sejumlah alat kesehatan seperti ventilator dan lainnya juga menjadi sangat terbatas.
"Dengan adanya RS penanggulangan COVID-19 diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dan tentunya kesembuhan bagi pasien," kata Wagub.
Wagub berharap dengan adanya penambahan rumah sakit COVID-19 dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi pasien.
"Ke depan, pasien COVID-19 yang dirujuk di RSUD NTB ini, tidak lagi dirawat di gedung yang sama bersama dengan pasien umum. Tapi gedungnya terpisah," ujarnya.
Selain itu, lanjut Wagub NTB, dengan adanya RS COVID-19 ini masyarakat jangan sampai terlena. Justru masyarakat harus terus meningkatkan kedisiplinannya dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19, maka prosedur harus lebih diperketat.
"Kita jangan lengah, mentang-mentang sudah punya RS COVID-19. Justru disiplin protokol COVID-19 makin tinggi," katanya.
Baca juga: Sejumlah 51.200 pekerja di NTB penuhi syarat terima subsidi upah
Baca juga: Izin Gugus Tugas syarat ponpes-madrasah di Mataram bisa buka sekolah
Sementara Direktur Utama RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, bahwa rumah sakit COVID-19 ini awalnya direncanakan untuk membangun Instalasi Gawat Darurat (IGD) Trauma Center khusus MotorGP 2021. Namun karena adanya wabah pandemi COVID-19, pembangunan gedung ini dipercepat untuk menampung pasien yang terus bertambah.
Ditambahkan Hamzi, dari perencanaannya gedung ini akan memiliki lantai enam. Namun untuk sementara dibangun lantai dua. Meski demikian konstruksi tetap dipersiapkan untuk enam lantai sebagai pengembangan ke depannya.
Untuk daya tampung lanjutnya, gedung trauma center ini sebanyak 69 pasien. Lantai satu ada 32 tempat tidur dipersiapkan untuk IGD penanganan dan perawatan pasien yang memiliki diagnosa dan gejala COVID-19. Sedangkan lantai dua ada 37 tempat tidur, sebagai ruang tindakan yang dipersiapkan untuk merawat pasien yang telah diagnosa positif COVID-19.
"Kemudian lantai dua juga dipersiapkan untuk ruang terbuka menjalani aktifitas olahraga dan berjemur," jelasnya.
Dengan demikian, ruang di RSUD NTB yang selama ini yang digunakan untuk ruang isolasi hampir 70 persen telah dialihfungsikan untuk merawat atau ruang isolasi COVID-19, dapat kembali dipergunakan untuk menangani pasien reguler.
"Pembangunan RS ini sudah memenuhi standar WHO," jelasnya.
Sedangkan untuk tenaga kesehatan, sudah dipersiapkan khusus untuk pelayanan di RS Darurat COVID-19 dengan merekrut sekitar 125 orang. "Merekapun dilatih dan diberikan pendidikan khusus," katanya.
Baca juga: NTB resmikan rumah sakit COVID-19 bertepatan dengan HUT ke-75 RI
Baca juga: Pantau penerapan protokol COVID-19, pasar tradisional NTB disidak
Peresmian gedung layanan COVID-19 dan trauma center ini juga dihadiri Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah serta Forkopimda Provinsi NTB. Gedung ini dibangun untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien COVID-19 di NTB.
Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah mengatakan gedung layanan COVID-19 dan trauma center ini terdiri dari dua lantai yang dibangun sesuai standar WHO khusus merawat pasien suspek dan terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala sedang dan berat.
Ruang perawatan dibuat bertekanan negatif sesuai standar isolasi, setiap ruangan dilengkapi dengan monitor dan CCTV, ruang ICU yang dilengkapi ventilator dan high flow nasal canul (HFNC) dan tenaga medis yang dipersiapkan khusus melayani COVID-19.
Baca juga: Buku saku protokol COVID-19 diluncurkan pemuda Nahdlatul Wathan
Baca juga: Laboratorium Hepatika NTB siap produksi masal alat rapid test COVID-19
Lantai satu pada gedung ini terdapat sebanyak 32 tempat tidur, yang dipersiapkan untuk IGD penanganan pasien yang memiliki gejala COVID-19. Sementara lantai dua digunakan sebagai instalasi rawat inap untuk merawat pasien yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 dan terdapat 37 tempat tidur, diantaranya ada 2 kamar VIP dan 2 kamar ICU serta 16 kamar perawatan.
Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah mengatakan saat ini sejumlah rumah sakit di NTB yang menangani pasien COVID-19 sudah mulai penuh dengan perawatan pasien COVID-19, dan sejumlah alat kesehatan seperti ventilator dan lainnya juga menjadi sangat terbatas.
"Dengan adanya RS penanggulangan COVID-19 diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dan tentunya kesembuhan bagi pasien," kata Wagub.
Wagub berharap dengan adanya penambahan rumah sakit COVID-19 dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi pasien.
"Ke depan, pasien COVID-19 yang dirujuk di RSUD NTB ini, tidak lagi dirawat di gedung yang sama bersama dengan pasien umum. Tapi gedungnya terpisah," ujarnya.
Selain itu, lanjut Wagub NTB, dengan adanya RS COVID-19 ini masyarakat jangan sampai terlena. Justru masyarakat harus terus meningkatkan kedisiplinannya dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19, maka prosedur harus lebih diperketat.
"Kita jangan lengah, mentang-mentang sudah punya RS COVID-19. Justru disiplin protokol COVID-19 makin tinggi," katanya.
Baca juga: Sejumlah 51.200 pekerja di NTB penuhi syarat terima subsidi upah
Baca juga: Izin Gugus Tugas syarat ponpes-madrasah di Mataram bisa buka sekolah
Sementara Direktur Utama RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri menjelaskan, bahwa rumah sakit COVID-19 ini awalnya direncanakan untuk membangun Instalasi Gawat Darurat (IGD) Trauma Center khusus MotorGP 2021. Namun karena adanya wabah pandemi COVID-19, pembangunan gedung ini dipercepat untuk menampung pasien yang terus bertambah.
Ditambahkan Hamzi, dari perencanaannya gedung ini akan memiliki lantai enam. Namun untuk sementara dibangun lantai dua. Meski demikian konstruksi tetap dipersiapkan untuk enam lantai sebagai pengembangan ke depannya.
Untuk daya tampung lanjutnya, gedung trauma center ini sebanyak 69 pasien. Lantai satu ada 32 tempat tidur dipersiapkan untuk IGD penanganan dan perawatan pasien yang memiliki diagnosa dan gejala COVID-19. Sedangkan lantai dua ada 37 tempat tidur, sebagai ruang tindakan yang dipersiapkan untuk merawat pasien yang telah diagnosa positif COVID-19.
"Kemudian lantai dua juga dipersiapkan untuk ruang terbuka menjalani aktifitas olahraga dan berjemur," jelasnya.
Dengan demikian, ruang di RSUD NTB yang selama ini yang digunakan untuk ruang isolasi hampir 70 persen telah dialihfungsikan untuk merawat atau ruang isolasi COVID-19, dapat kembali dipergunakan untuk menangani pasien reguler.
"Pembangunan RS ini sudah memenuhi standar WHO," jelasnya.
Sedangkan untuk tenaga kesehatan, sudah dipersiapkan khusus untuk pelayanan di RS Darurat COVID-19 dengan merekrut sekitar 125 orang. "Merekapun dilatih dan diberikan pendidikan khusus," katanya.
Baca juga: NTB resmikan rumah sakit COVID-19 bertepatan dengan HUT ke-75 RI
Baca juga: Pantau penerapan protokol COVID-19, pasar tradisional NTB disidak
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: