Palangka Raya (ANTARA) - Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya bersiap menyambut berbagai peluang maupun dampak positif dari pelaksanaan program ketahanan pangan yakni 'food estate' di Provinsi Kalimantan Tengah.

"Kami juga bersiap menyambut pelaksanaan food estate di Kalteng karena program nasional ini berdampak besar terhadap aktivitas perekonomian daerah," kata Eksekutif General Manager (EGM) Angkasa Pura (AP) II Kantor Cabang Bandara Tjilik Riwut Siswanto saat dihubungi di Palangka Raya, Minggu.

Siswanto menyebut, food estate tentu berkaitan dengan komoditas sektor pertanian hingga perkebunan yang nantinya dibawa ke luar daerah. Maka sudah seharusnya AP II mempersiapkan berbagai hal, termasuk layanan kargo yang memadai.

Selain itu pihaknya juga bersiap terhadap potensi peningkatan jumlah penumpang, sebab jika food estate telah terlaksana dengan baik di Kalteng maka aktivitas perekonomian akan meningkat dibandingkan sebelumnya.

"Kondisi itu tentu secara otomatis berdampak terhadap pergerakan penumpang, baik kedatangan maupun keberangkatan mengingat adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada sektor pertanian, perkebunan dan lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, pada masa pandemi COVID-19 yang masih melanda saat ini, diakuinya aktivitas penerbangan juga turut terdampak. Pergerakan penumpang sempat berada pada titik terendah yakni sekitar 20 persen dibandingkan waktu normal.

Hanya saja perlahan kini aktivitas penerbangan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya sudah mulai membaik, meskipun belum bisa kembali seperti semula sewaktu belum adanya pandemi COVID-19.

Saat ini sejumlah rute penerbangan yang kembali aktif diantaranya Palangka Raya tujuan Sampit, Jakarta, Surabaya hingga Yogyakarta. Jumlah penumpang tertinggi per hari sementara ini sekitar 1.400 orang baik datang maupun pergi.

"Biasanya aktivitas penumpang cukup padat terjadi menjelang akhir pekan yakni Jumat dan memasuki hari kerja yaitu Senin," kata Siswanto.

Berbeda dengan aktivitas penumpang, sedangkan kargo di Bandara Tjilik Riwut meski turut terdampak namun penurunan yang terjadi masih tidak terlalu tinggi. Jika di waktu normal kargo yang terangkut antara 18-20 ton per hari, sedangkan saat ini sekitar 12 ton per hari.

"Jumlah kargo terangkut pada Bandara Tjilik Riwut, persentasenya sekitar 80 persen masuk dan 20 persen keluar untuk sementara ini," katanya.


Baca juga: Penerbangan komersial di Bandara Tjilik Riwut berkurang

Baca juga: Sejak dibuka 12 Mei, Bandara Tjilik Riwut layani 243 penumpang

Baca juga: Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya miliki jam operasional baru