Kediri (ANTARA) - Personel Kepolisian Resor Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menangani kasus teror di rumah Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno, berupa kembang api ukuran besar yang dilempar di bagian garasi mobil.

Rumah itu terletak di Jalan Soekarno Hatta, Kabupaten Kediri. Suami sang bupati, juga merupakan mantan Bupati Kediri, Sutrisno, yang juga mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri.

"Dari hasil olah TKP ada bekas ledakan, mesiu. Jadi, semacam gulungan karton dari pecahan kembang api tersebut," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri, AKP Gilang Akbar, di Kediri, Minggu.

Baca juga: Diringkus, Peneror Bom Rumah Jabatan Bupati Bone

Ia mengatakan, lokasi gulungan kembang api itu ditemukan berada di garasi mobil. Ada sejumlah mobil yang di dalam garasi, bahkan terdapat satu unit mobil yang rusak terkena ledakan dari kembang api ukuran besar itu.

Saat olah TKP, polisi juga memeriksa kamera pengintai atau CCTV yang terpasang di sekitar garasi itu. Hasilnya, diketahui terdapat dua orang di depan garasi. Mereka mengendarai sepeda motor. Satu orang di bagian depan, sedangkan satu orang yang dibonceng membawa kembang api ukuran besar tersebut.

Saat itu, satu orang yang dibonceng turun dan menyalakan kembang api dan langsung dilemparkan ke dalam garasi. Seketika, mereka juga langsung meninggalkan lokasi tersebut. Diketahui, aksi itu terjadi pada Minggu, sekitar 03.30 WIB.

Baca juga: Pelempar diduga bom molotov rumah pejabat terekam CCTV

Akbar mengatakan, diameter kembang api itu antara 5-6 centimeter, dan panjangnya sekitar 50 centimeter. Terdapat satu kembang api yang dilempar dan meledak di dalam lokasi garasi.

Di selongsong kembang api juga terdapat tulisan teror. Tulisan itu ditulis dengan tinta berwarna merah yang isinya ancaman.

"Selongsong sudah terlempar, meledak. Satu saja yang kami temukan, tapi ada beberapa kali ledakan," kata dia.

Hingga kini, polisi masih mengusut kasus itu dan rencananya rekaman di CCTV itu akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui identitas pelaku.

Baca juga: Teror di rumah pimpinan KPK dinilai serangan serius

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri, Agung Djoko Retmono, mengatakan, setiap hari sebenarnya selalu ada anggota yang berjaga. Saat kejadian, juga ada tiga orang anggota Satpol yang berjaga, namun di sebelah timur. Untuk garasi, di sebelah barat, yang jaraknya hampir 300 meter.

"Ada tiga personel. Jaganya di depan (timur). Dan, ini di garasi (di sebelah barat)," kata dia.

Ia juga mengatakan, dari keterangan anggota awalnya awalnya letusan itu dikira dari listrik, namun setelah dicek ada kembang api ukuran besar. Terdapat orang yang melempar, sehingga langsung dilaporkan ke Polres Kediri.

Mereka saat ini menyerahkan sepenuhnya ke polisi terkait kejadian itu dan barang bukti juga sudah dibawa polisi.

Baca juga: Wartawan korban teror desak polisi ungkap kasus pembakaran rumah