Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menilai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia menjadi momentum bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut dia, potensi-potensi yang ada di masyarakat terutama yang berada di wilayah pedesaan, daerah kepulauan, dan pesisir, perlu diseriusi dan dikembangkan.

"Selama ini masyarakat di sana kurang mendapat sentuhan, padahal potensi yang ada di pedesaan, daerah kepulauan, dan pesisir, sangat melimpah," kata Jazilul dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: FPKS apresiasi optimisme Presiden saat pandemi COVID-19

Dia menilai apabila wilayah itu disentuh dan diseriusi untuk dikembangkan bangsa Indonesia bisa seperti yang digambarkan dan dicita-citakan para pendiri bangsa, adil, makmur, dan merata.

Politisi PKB itu mengatakan, kesejahteraan, adil, dan makmur yang tercipta itu akan semakin membuat rakyat mencintai Indonesia, semakin bertambah cintanya rakyat kepada bangsa dan negara Indonesia itulah yang akan memperkuat identitas bangsa Indonesia di tengah percaturan dunia atau globalisasi.

"Persatuan dan kesatuan akan tumbuh subur bila rasa keadilan, kemakmuran, merata dan ada di tengah-tengah rakyat," ujarnya.

Jazilul yang biasa disapa Gus Jazil itu menilai globalisasi yang terjadi saat ini penuh dengan tantangan seperti budaya asing, kekuatan ekonomi yang liberal, dan faktor yang lain akan saling mempengaruhi dan apabila suatu negara tidak memiliki identitas yang kuat, bisa terseret atau larut dalam arus global.

Menurut dia, untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, identitas bangsa Indonesia harus diperkuat, yaitu, pertama, menebalkan rasa persatuan dan kesatuan.

"MPR menanamkan hal demikian melalui Sosialisasi Empat Pilar yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.

Kedua, menurut dia, menciptakan kemakmuran dan keadilan yang merata, dan ketiga, bangsa Indonesia harus tegas dan berani menolak paham atau budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Baca juga: Slogan "rakyat sehat negara kuat" tidak sebatas angan-angan
Baca juga: Kemarin, imbauan Presiden di tengah pandemi hingga pasien di Secapa