Liga Champions
Lima catatan setelah Bayern permalukan Barcelona
15 Agustus 2020 05:12 WIB
Pesepak bola Bayern Munich Robert Lewandowski (kedua kiri) melakukan selebrasi setelah berhasil membobol gawang Bacelona dalam laga perempat final Liga Champions, di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Jumat (14/8/2020). Pertandingan ini berlangsung tertutup tanpa kehadiran penonton karena masih mewabahnya virus Corona (COVID-19) dan Bayern berhasil melaju ke babak semi final setelah mengalahkan Barcelona 8-2. ANTARA FOTO/Pool via Reuters- Manu Fernandez/hp.
Jakarta (ANTARA) - Bayern Muenchen mempermalukan Barcelona dengan skor 8-2 dalam laga perempat final Liga Champions di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Jumat waktu setempat (Sabtu WIB).
Berikut adalah lima catatan menurut Antara yang bisa dipetik dari hasil pertandingan tersebut:
1. Bayern kandidat terkuat
Terlepas dari buruknya penampilan Barcelona sepanjang 90 menit di Estadio da Luz, Bayern memperlihatkan mereka adalah kandidat terkuat untuk menjadi juara Liga Champions musim ini.
Tak kurang dari 39 gol sudah dicetak oleh Die Bavarian sepanjang musim ini di Liga Champions dan hanya delapan yang masuk ke gawang mereka.
Entah itu Manchester City atau Olympique Lyon yang akan mereka hadapi di semifinal nanti, lawan Bayern jelas punya setumpuk pekerjaan berat untuk menghentikan laju tim besutan Hansi Flick itu.
Baca juga: Dua kali hancurkan Chelsea, Bayern ke delapan besar Liga Champions
Baca juga: Bayern menggila, hantam Barca 8-2 untuk amankan tiket semifinal
2. Lewandowski ungguli Messi
Lionel Messi mungkin digadang-gadang dari planet lain, tetapi di muka bumi, setidaknya dalam laga tersebut Robert Lewandowski membuktikan ia lebih unggul.
Ketika mencetak gol keenam timnya di laga itu, Lewandowski mencapai tengaran 50 gol untuk Bayern di Liga Champions dalam enam musim terakhir.
Tentu saja, hal itu tidak lepas dari rekan-rekan Lewandowski yang memberi kontribusi besar demi menyokong penyerang asal Polandia itu meraih hal besar ketimbang yang didapatkan Messi dalam satu dua musim terakhir di Barcelona.
Baca juga: Rio Ferdinand: Lewandowski harusnya juara Ballon d'Or 2020
Baca juga: Lewandowski atau Messi, siapa yang terbaik menurut Thomas Muller?
3. Kepercayaan diri Coutinho
Barcelona, dengan cara yang tidak biasa, membantu pemain mereka Philippe Coutinho menemukan kembali kepercayaan dirinya setelah dua setengah musim tampak kehilangan karakternya.
Coutinho hanya merumput tak sampai 20 menit, tetapi ia mencatatkan satu assist dan dua gol untuk Bayern, tim yang dibelanya berstatus pemain pinjaman, sebab menurut para petinggi Blaugranas ia tak memenuhi standard untuk berada di tim utama klub itu.
Kepercayaan diri Coutinho bisa saja semakin tumbuh jika Bayern mampu terus menjaga konsistensi penampilan mereka hingga final dan mengangkat trofi Si Kuping Besar pada 23 Agustus nanti.
Baca juga: Coutinho perpanjang kontraknya di Bayern sampai akhir musim ini
4. Barcelona nirgelar
Hasil memalukan lawan Bayern, menandai untuk pertama kalinya sejak 2013/14, Barcelona menjalani musim tanpa memenangi satu gelar pun dari semua kompetisi yang mereka ikuti.
Las Blaugranas hanya finis di urutan kedua La Liga, terhenti di perempat final baik di Copa del Rey maupun Liga Champions, bahkan gagal mencapai final dalam Piala Super Spanyol yang menggunakan format kompetisi baru.
Bukan tidak mungkin tenor kepelatihan Quique Setien akan segera berakhir ketika skuat Barcelona pulang ke Catalunya dengan hasil buruk kali ini.
Baca juga: Barca sesumbar punya peluang menang yang sama dengan Bayern
5. Barca harus berbenah
Dalam tiga tahun terakhir kian tampak bahwa beban Barcelona dipikul sendirian oleh Messi.
Semua pandit maupun pendukung Barcelona garis keras mungkin yakin Messi bisa main sampai usia kepala empat, tetapi hal itu tidak akan terjadi jika manajemen Blaugrana tak segera menemukan dukungan yang tepat baginya di skuat klub itu.
Nama Ansu Fati, Riqui Puig dan Frenkie de Jong mungkin bisa diharapkan, tetapi Barcelona harus segera melakukan peremajaan secara serius jika tak ingin era keemasan mereka runtuh tak bersisa.
Baca juga: Gagal di La Liga, Messi kini pesimistis Barca juara Liga Champions
Baca juga: Peta kekuatan tim-tim dalam kelanjutan Liga Champions
Berikut adalah lima catatan menurut Antara yang bisa dipetik dari hasil pertandingan tersebut:
1. Bayern kandidat terkuat
Terlepas dari buruknya penampilan Barcelona sepanjang 90 menit di Estadio da Luz, Bayern memperlihatkan mereka adalah kandidat terkuat untuk menjadi juara Liga Champions musim ini.
Tak kurang dari 39 gol sudah dicetak oleh Die Bavarian sepanjang musim ini di Liga Champions dan hanya delapan yang masuk ke gawang mereka.
Entah itu Manchester City atau Olympique Lyon yang akan mereka hadapi di semifinal nanti, lawan Bayern jelas punya setumpuk pekerjaan berat untuk menghentikan laju tim besutan Hansi Flick itu.
Baca juga: Dua kali hancurkan Chelsea, Bayern ke delapan besar Liga Champions
Baca juga: Bayern menggila, hantam Barca 8-2 untuk amankan tiket semifinal
2. Lewandowski ungguli Messi
Lionel Messi mungkin digadang-gadang dari planet lain, tetapi di muka bumi, setidaknya dalam laga tersebut Robert Lewandowski membuktikan ia lebih unggul.
Ketika mencetak gol keenam timnya di laga itu, Lewandowski mencapai tengaran 50 gol untuk Bayern di Liga Champions dalam enam musim terakhir.
Tentu saja, hal itu tidak lepas dari rekan-rekan Lewandowski yang memberi kontribusi besar demi menyokong penyerang asal Polandia itu meraih hal besar ketimbang yang didapatkan Messi dalam satu dua musim terakhir di Barcelona.
Baca juga: Rio Ferdinand: Lewandowski harusnya juara Ballon d'Or 2020
Baca juga: Lewandowski atau Messi, siapa yang terbaik menurut Thomas Muller?
3. Kepercayaan diri Coutinho
Barcelona, dengan cara yang tidak biasa, membantu pemain mereka Philippe Coutinho menemukan kembali kepercayaan dirinya setelah dua setengah musim tampak kehilangan karakternya.
Coutinho hanya merumput tak sampai 20 menit, tetapi ia mencatatkan satu assist dan dua gol untuk Bayern, tim yang dibelanya berstatus pemain pinjaman, sebab menurut para petinggi Blaugranas ia tak memenuhi standard untuk berada di tim utama klub itu.
Kepercayaan diri Coutinho bisa saja semakin tumbuh jika Bayern mampu terus menjaga konsistensi penampilan mereka hingga final dan mengangkat trofi Si Kuping Besar pada 23 Agustus nanti.
Baca juga: Coutinho perpanjang kontraknya di Bayern sampai akhir musim ini
4. Barcelona nirgelar
Hasil memalukan lawan Bayern, menandai untuk pertama kalinya sejak 2013/14, Barcelona menjalani musim tanpa memenangi satu gelar pun dari semua kompetisi yang mereka ikuti.
Las Blaugranas hanya finis di urutan kedua La Liga, terhenti di perempat final baik di Copa del Rey maupun Liga Champions, bahkan gagal mencapai final dalam Piala Super Spanyol yang menggunakan format kompetisi baru.
Bukan tidak mungkin tenor kepelatihan Quique Setien akan segera berakhir ketika skuat Barcelona pulang ke Catalunya dengan hasil buruk kali ini.
Baca juga: Barca sesumbar punya peluang menang yang sama dengan Bayern
5. Barca harus berbenah
Dalam tiga tahun terakhir kian tampak bahwa beban Barcelona dipikul sendirian oleh Messi.
Semua pandit maupun pendukung Barcelona garis keras mungkin yakin Messi bisa main sampai usia kepala empat, tetapi hal itu tidak akan terjadi jika manajemen Blaugrana tak segera menemukan dukungan yang tepat baginya di skuat klub itu.
Nama Ansu Fati, Riqui Puig dan Frenkie de Jong mungkin bisa diharapkan, tetapi Barcelona harus segera melakukan peremajaan secara serius jika tak ingin era keemasan mereka runtuh tak bersisa.
Baca juga: Gagal di La Liga, Messi kini pesimistis Barca juara Liga Champions
Baca juga: Peta kekuatan tim-tim dalam kelanjutan Liga Champions
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: