Surabaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para taruna lulusan akademi TNI dan Polri tahun 2009 yang akan dilantik menjadi perwira untuk tidak cengeng dan sebaliknya pantang menyerah dalam menghadapi setiap tantangan.

Dalam pengarahan kepada para taruna, perwira, dan pengasuh TNI-Polri di Graha Samudra Bumi Moro, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, Selasa malam, Presiden Yudhoyono mengatakan perjalanan karir seorang prajurit hampir pasti banyak menemui ujian dan bahkan juga kegagalan.

Namun, lanjut Presiden, hanya prajurit bermental baja dalam menghadapi goncangan dan cobaan yang akan diberikan keberhasilan dalam jenjang karir dan pengabdiannya.

"Maka resepnya adalah kaliam semua, kita semua, harus bermental baja, kuat, tegar, gigih, ulet, tidak cengeng dan tidak mudah menyerah. Tetap hadapi dengan segala kegigihan untuk mengatasinya," ujarnya.

Menurut Kepala Negara, pendidikan di akademi telah membentuk para taruna untuk bermental tegar dan tidak cengeng.

Presiden dalam arahannya kepada 1.902 taruna akademi TNI dan Polri yang akan dilantik menjadi perwira pada Rabu 23 Desember 2009 mengatakan para taruna sudah memiliki bekal cukup untuk langsung mengemban tugas karena telah melalui pendidikan 3,5 tahun dampai 4 tahun di akademi masing-masing.

"Saya harus mengatakan kalian mulai besok harus sudah siap mengemban tugas. Tidak ada kata-kata tidak siap. Pendidikan dan latihan yang kalian terima sudah cukup. Jadi tidak ada alasan masih merasa kurang dalam pendidikan, pelatihan, mental, fisik, dan intelektual juga sudah siap untuk mengemban tugas. Tidak ada alasan," tuturnya. Dalam pengarahannya, Presiden Yudhoyono menyampaikan tiga hal penting berdasarkan pengalamannya sendiri untuk dipegang para taruna selama perjalanan karir mereka.

Tiga hal itu adalah mengemban tugas apa pun di mana pun secara sungguh-sungguh dengan selalu memberikan yang terbaik, terus menerus belajar sendiri guna meningkatkan kemampuan, serta tidak pernah menyerah dalam mengatasi persoalan.

Bahkan sebagai seorang kepala negara pun, Presiden Yudhoyono mengatakan tiga hal itu masih ia pegang teguh hingga sekarang.

Untuk membuktikannya, Presiden lalu memanggil satu per satu empat mantan ajudannya yang hadir pada acara pengarahan tersebut guna menceritakan pengalaman mereka selama lima tahun mendampingi dirinya.

Secara bergiliran, empat ajudan itu memuji Presiden Yudhoyono mulai dari keinginannya belajar dari buku, majalah, dan televisi di setiap waktu senggang, kesediaan menangani situasi apa pun di setiap waktu, teliti dalam mengambil keputusan, sampai keimanannya yang selalu meluangkan waktu untuk berdzikir dan shalat tengah malam.

Sebanyak 1.092 taruna akademi TNi dan Polri lulusan tahun 2009 akan menjalani pelantikan dan pengucapan sumpah atau prasetya perwira (praspa) di Dermaga Ujung, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, pada Rabu 23 Desember 2009.

Taruna tersebut terdiri atas 275 taruna akademi militer, 195 taruna akademi angkatan laut, 123 aruna angkatan udara, serta 434 taruna akademi polisi dan 65 taruni akademi polisi.

Setelah memberikan pengarahan, Presiden kemudian melakukan tanya jawab dengan masing-masing satu perwakilan akademi yang sebagian besar bertanya tentang kunci keberhasilan Presiden Yudhoyono melalui masa-masa krisis Bangsa Indonesia.(*)