Beirut (ANTARA News/AFP) - Iran tetap akan melaksanakan program nuklirnya secara normal dan akan menghasilkan sendiri bahan bakar yang diperlukan untuk reaktor medis Teheran, kata Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki, Selasa.

"Aktivitas nuklir akan berlanjut secara normal," kata Mottaki dalam konferensi pers, yang dia lakukan dalam kunjungan ke Lebanon.

"Mengenai bahan bakar yang diperlukan untuk reaktor Teheran, Iran akan memproduksinya sendiri," ujarnya.

Kepada AFP, Jumat, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, Iran siap mencapai kesepakatan pengayaan uranium jika Amerika Serikat dan negara-negara Barat menghormati Republik Islam dan negara-negara Barat menghargai Republik Islam itu dan berhenti mengancam.

Iran, yang kini mendapat tiga bentuk sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu, menolak untuk menghentikan pengayaan uranium dan resiko putaran berikutnya setelah menolak kesepakatan yang diprakarsai PBB, untuk mengirim uranium yang diperkayanya ke luar negeri guna dimurnikan lagi menjadi bahan bakar reaktor.

Namun saat berbicara di Kairo, di mana dia melakukan kunjungan resmi, ketua parlemen dan mantan perunding nuklir terkemuka Ali Larijani mengatakan, negara tidak akan menderita karena sanksi-sanksi baru itu.

Dia mengatakan, mereka tidak akan berpengaruh terhadap Iran.

Pengayaan uranium menjadi pusat kekhawatiran negara-negara Barat, karena mereka curiga tidak hanya akan digunakan sebagai bahan bakar nuklir, namun juga bisa digunakan untuk membuat bom atom.

Awal bulan ini Amerika Serikat menolak tawaran Iran untuk menukar pulau Iran, Kish, dengan 400 kilogram uranium kualitas rendah untuk pembuatan bahan bakar nuklir yang diperkaya hingga 20 persen, dalam apa yang dipandang sebagai tahapan baru dalam kesepakatan dengan negara-negara besar dunia. (*)