Rembang (ANTARA News) - Tim PSIR Rembang menang tipis atas tamunya Perseman Manokwari dengan skor akhir 1-0, pada laga Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010, di Stadion Krida Rembang, Jateng, Senin petang.
Satu-satunya gol kemenangan tim tuan rumah diciptakan oleh Junaidi Tagor pada menit ke-5 melalui skema serangan cepat dari tengah.
Gol tercipta setelah gelandang serang Junaedi Tagor mampu memanfaatkan umpan sundulan kepala Camara Passawa untuk membobol gawang Perseman yang dijaga oleh kiper Muchlis Sahron, skor 1-0.
Unggul satu gol, tim tuan rumah mencoba meningkatkan tempo permainan dan memborbardir pertahanan Perseman dari sektor kiri dan kanan pertahanan lawan.
Hasilnya, pada menit ke-7, tendangan salto Orrock Carles sempat mengancam gawang Perseman Manokwari. Hanya saja, permainan taktis yang diperagakan kiper tim tamu Muchlis Sahron berhasil menyelamatkan gawangnya dari ancaman gol kedua.
Tim tamu berupaya meredam serangan bertubi-tubi dari tim tuan rumah dengan melakukan takling-takling keras menjurus kasar.
Kericuhan akhirnya terjadi pada menit ke-28, setelah pemain belakang PSIR Rembang, M Jupri melakukan pelanggaran keras dengan menanduk kepala bagian belakang pemain Perseman Manokwari, Johanes Makanuy setelah melakukan perebutan bola atas.
Pemain Perseman lain, Hobertho Monim yang kebetulan melihat kejadian langsung berusaha menyerang M Jupri dengan memukul kepala bagian kanan pemain PSIR tersebut. Akibatnya, M Jupri pingsan dan harus ditandu ke luar lapangan untuk segera dilarikan ke rumah sakit tedekat guna mendapatkan perawatan medis.
Atas kericuhan tersebut, wasit asal Bogor Mulyadi, akhirnya menjatuhkan kartu merah kepada pemain PSIR Rembang M Jupri dan pemain Perseman Huberto Monim karena terlibat keributan.
Untuk meredam kericuhan, pertandingan harus dihentikan sementara hingga 13 menit. Setelah suasana mereda, wasit akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pertandingan.
Setelah pertandingan dilanjutkan hingga babak pertama usai, kedudukan kesebelasan tetap sama 1-0, untuk kemenangan PSIR Rembang.
Memasuki babak kedua pelatih PSIR Edi Simon Badawi mencoba mengubah pola permainan dari 4-4-2 menjadi 3-4-2, sedangkan pelatih Perseman Dominggus O Nowenik mengubah pola permainan dari 3-5-2 menjadi 4-4-1.
Sepanjang babak kedua, pertandingan kedua kesebelasan masih tetap diwarnai sejumlah permainan keras yang menjurus kasar.
Pada menit-menit akhir menjelang pertandingan usai, Perseman mencoba menekan tim PSIR, namun sejumlah peluang emas yang dimiliki tak satupun membuahkan gol untuk menyamakan kedudukan.
Kondisi serupa juga dialami tim PSIR, sejumlah peluang emas yang tercipta gagal menghasilkan gol tambahan.
Hingga wasit Mulyadi meniup peluit panjang tanda pertandingan usai, kedudukan kedua kesebelasan tetap 1-0, untuk keunggulan PSIR Rembang.
Pada pertandingan tersebut, wasit asal Bandung tersebut mengeluarkan dua kartu merah, masing-masing untuk tim tamu dan tim tuan rumah, sedangkan dua kartu kuning juga diberikan untuk satu pemain tamu dan satu kartu untuk pemain tuan rumah.
Menanggapi permainan yang keras tersebut, pelatih PSIR Rembang Edi Simon Badawi mengatakan, wasit pertandingan seharusnya berindak lebih tegas lagi, mengingat pemainnya sejak awal sering dilanggar pemain lawan.
"Meskipun permainan banyak terjadi pelanggaran, kami tetap bersyukur masih bisa meraih poin tiga angka," ujarnya.
Terkait dengan permainan anak asuhnya setelah insiden kericuhan, dia mengaku, kecewa dengan permainan anak asuhannya yang muali kehilangan kosentrasi setelah terjadi insiden kartu merah.
Dengan dikeluarkannya Jupri akibat menerima kartu merah, katanya, skema dan strategi permainan menjadi kacau. "Terpaksa, salah seorang pemain tengah harus ditarik ke belakang untuk melapis barisan pertahanan," ujarnya.
Sementara itu, pelatih Perseman Manokwari Dominggus O Nowenik hanya memberikan keterangan, bahwa pemain PSIR bermain cukup bagus. "Untuk yang lain saya tidak bisa memberikan komentar," ujarnya.(*)
PSIR Rembang Menang 1-0 Lawan Perseman
21 Desember 2009 21:28 WIB
(Grafis)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: