KPPPA: Media massa berperan dorong kesetaraan gender
13 Agustus 2020 16:28 WIB
Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat KPPPA Indra Gunawan saat diskusi daring dengan tema Kesetaraan Gender di Ruang Redaksi yang dipantau di Jakarta, Kamis. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengatakan keberadaan media massa memiliki peran penting untuk mendorong kesetaraan gender di masyarakat agar dapat tercapai dengan semestinya.
"Saya yakin media massa ini menjadi bagian penting bagaimana mengubah paradigma atau persepsi masyarakat, termasuk mengedukasi dan mengupayakan kesetaraan gender," kata Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat KPPPA Indra Gunawan saat diskusi daring dengan tema Kesetaraan Gender di Ruang Redaksi yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Secara umum, kata dia, keberadaan media massa dalam menyampaikan informasi-informasi penting serta menyuarakan dan kesetaraan gender tersebut sudah tergolong bagus.
Sebagai contoh akhir-akhir ini peran media massa yang juga banyak menulis terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual.
Namun, kata dia, lebih jauh dari itu masih banyak masalah kesetaraan gender yang perlu disoroti oleh media massa, misalnya isu kemiskinan, stunting serta isu COVID-19 yang menyangkut perempuan.
"Angka kematian ibu juga masih menjadi persoalan, pernikahan anak hingga diskriminasi buruh perempuan," ujarnya.
Ia berharap beragam persoalan perempuan dan anak tersebut terus digali oleh media massa agar pemerintah sebagai pengambil kebijakan dapat menyelesaikannya.
Pada kesempatan itu ia juga membahas mengenai bias gender yang juga masih terjadi dalam dunia jurnalistik. Jika dibandingkan laki-laki, jumlah jurnalis perempuan memang masih belum sebanding. Hal tersebut lah yang juga kadang mengakibatkan persepsi dan perspektif perempuan tidak terakomodir dengan maksimal.
Menurutnya, beberapa penyebab bias gender di Tanah Air, terutama dalam dunia jurnalistik, terjadi akibat masih kuatnya budaya patriarki.
Kuatnya budaya patriarki tersebut terjadi mulai dari lingkungan keluarga, komunitas hingga di tempat pekerjaan, katanya.
"Saya yakin media massa ini menjadi bagian penting bagaimana mengubah paradigma atau persepsi masyarakat, termasuk mengedukasi dan mengupayakan kesetaraan gender," kata Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat KPPPA Indra Gunawan saat diskusi daring dengan tema Kesetaraan Gender di Ruang Redaksi yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Secara umum, kata dia, keberadaan media massa dalam menyampaikan informasi-informasi penting serta menyuarakan dan kesetaraan gender tersebut sudah tergolong bagus.
Sebagai contoh akhir-akhir ini peran media massa yang juga banyak menulis terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual.
Namun, kata dia, lebih jauh dari itu masih banyak masalah kesetaraan gender yang perlu disoroti oleh media massa, misalnya isu kemiskinan, stunting serta isu COVID-19 yang menyangkut perempuan.
"Angka kematian ibu juga masih menjadi persoalan, pernikahan anak hingga diskriminasi buruh perempuan," ujarnya.
Ia berharap beragam persoalan perempuan dan anak tersebut terus digali oleh media massa agar pemerintah sebagai pengambil kebijakan dapat menyelesaikannya.
Pada kesempatan itu ia juga membahas mengenai bias gender yang juga masih terjadi dalam dunia jurnalistik. Jika dibandingkan laki-laki, jumlah jurnalis perempuan memang masih belum sebanding. Hal tersebut lah yang juga kadang mengakibatkan persepsi dan perspektif perempuan tidak terakomodir dengan maksimal.
Menurutnya, beberapa penyebab bias gender di Tanah Air, terutama dalam dunia jurnalistik, terjadi akibat masih kuatnya budaya patriarki.
Kuatnya budaya patriarki tersebut terjadi mulai dari lingkungan keluarga, komunitas hingga di tempat pekerjaan, katanya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: