Jakarta (ANTARA News) - Kapal-kapal perang Republik Indonesia (KRI) akan dipersenjatai dengan peluru-peluru kendali buatan Cina, kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.
"Sebelumnya, kami telah melakukan uji coba dan menggunakan peluru kendali C-802, hasilnya bagus. Dan pengadaannya kita lanjutkan dan kini tengah dalam proses di Departemen Pertahanan," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA News usai menghadiri rapat paripurna ke-30 TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD).
Ia mengatakan, selain peluru kendali C-802 juga tengah dijajaki pengadaan peluru kendali C-705 yang lebih ramping bentuknya dari negara yang sama."Kedua rudal itu akan dipasangkan di kapal-kapal patroli cepat (fast patrol boat/FPB) dan kapal-kapal perang jenis van speijk," kata Agus.
Kasal menegaskan, sejumlah kapal perang jenis `van speijk` dan kapal patroli cepat 57mm, akan ditingkatkan daya tempur dengan mengintegrasikan kembali seluruh sistem tempur dengan persenjataan dan peluru kendali yang akan ditempelkan.
"Untuk membuat peluru kendali, kita belum mampu. Masih harus mengandalkan dari luar negeri. Tetapi kalau mengintegrasikan sistem tempur kapal-kapal perang kita, PT PAL sudah mampu," ujar Agus.
Kasal mengatakan, dengan keterbatasan anggaran pihaknya terus melakukan skala prioritas dalam pengadaan dan operasional alat utama sistem senjata. "Prioritas kami antara lain, pengamanan wilayah perbatasan maritim dan pulau-pulau terluar," kata Agus.
Ia mengemukakan, pihaknya masih melakukan pemetaan persenjataan dan perlengkapan apa saja yang dapat diserahkan pengadaan dan penanganannya kepada PT PAL.
Selain meningkatkan daya tempur sejumlah kapal perangnya, TNI Angkatan Laut juga secara bertahap akan mem-pensiunkan 27 armada perangnya terdiri atas enam kapal perang dan 21 pesawat Nomad untuk diganti dengan jenis baru dengan kemampuan dan efek tangkal yang lebih "mumpuni". (*)
Kapal Perang Indonesia akan Dipasangi Rudal Cina
21 Desember 2009 15:48 WIB
Kasal, Laksamana Madya TNI Agus Suhartono. (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Tags: