Jayapura (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua menyebutkan tidak ada klaster baru yang muncul dari dimulainya kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait di Jayapura, Kamis, mengatakan berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, memang ada 286 anak usia sekolah dari 0-18 tahun positif terjangkit COVID-19.

"Namun itu merupakan akumulasi jumlah anak usia sekolah yang terjangkit COVID-19 sejak 4 April-2 Agustus 2020 yakni 285 orang," katanya.

Baca juga: Sejumlah 289 anak usia sekolah di Papua positif COVID-19

Menurut Christian, pada 4 Agustus 2020 ditemukan satu anak terjangkit COVID-19 di Kota Jayapura yakni daerah yang belum dapat melakukan aktivitas belajar tatap muka karena berada di zona merah dengan jumlah kasus tinggi.

"Pada 3 Agustus 2020 terbit Surat Edaran Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua untuk membuka sekolah secara bertahap dengan protab kesehatan kecuali Kota Jayapura," ujarnya.

Dia menjelaskan dari jumlah 286 anak usia sekolah tersebut, 142 orang di antaranya dinyatakan sudah sembuh dan sisanya masih dirawat.

Baca juga: Jadi calon pilot, 10 pemuda Papua-Papua Barat belajar di LIFT Lombok

"Sehingga, selama kami membuka sekolah, belum ada pengaruh atau membuat klaster baru, bahkan untuk Kabupaten Supiori yang baru membuka sekolah selama satu minggu, kini kami minta tutup kembali karena kekurangan masker," katanya lagi.

Dia menambahkan hal ini dilakukan agar tidak muncul klaster baru dan memberikan prioritas keselamatan bagi guru dan murid di sekolah agar tidak terpapar COVID-19.

Baca juga: Siswa Taruna Papua isolasi di sekolah cegah penularan COVID-19

Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua untuk anak usia sekolah 0-18 tahun yang terpapar COVID-19 per kabupaten dan kota di Papua per 2 Agustus 2020 yakni Kota Jayapura 181 orang, Kabupaten Jayapura 36 orang.

Merauke dan Tolikara masing-masing dua orang, Biak 19 orang, Mimika 27 orang, Pegunungan Bintang satu orang, Keerom enam orang, Nabire tiga orang, Jayawijaya lima orang.

Sedangkan Tolikara, Lanny Jaya, Boven Digoel, Kepulauan Yapen dan Supiori masing-masing satu orang.

Baca juga: IDI minta Pemprov Papua sediakan alat tes COVID-19 metode PCR di RSUD