Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mengungkapkan permintaan terhadap produk UMKM melonjak antara lima sampai 10 kali selama masa pandemi Covid-19.

Staf Khusus Menteri Koperasi & UKM Fiki Satari dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu mengatakan, lonjakan permintaan terhadap produk UMKM tersebut dipengaruhi oleh perilaku konsumen seperti aktivitas di rumah selama pandemi, belanja online dan konsumsi produk kesehatan atau daya tahan tubuh.

Selain itu, tambahnya, momentum pada masa pasca-pandemi Covid-19 ini terjadi kenaikan yang signifikan dari mulai penjualan e-commerce yang mencapai Rp36 triliun.

Kemudian transaksi harian selama kuartal II 2020 yang mencapai Rp4,8 juta, naik dari rata-rata kuartal II sebesar Rp3,1 juta.

Lalu persentase konsumen baru yang mencapai 51 persen karena untuk pertama kalinya mereka melakukan aktivitas belanja online selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Ini momentum tepat untuk mendorong mobilisasi secara massal para pelaku UMKM untuk bertransformasi ke ranah digital," kata Fiki.

Dalam paparannya target digitalisasi UMKM pada 2020 sebanyak 10 juta UMKM, namun data sementara menunjukkan bahwa 9,4 juta UMKM atau bertambah 1,4 juta pelaku UMKM dibandingkan awal tahun 2020 sebesar delapan juta UMKM yang bertransformasi ke ranah digital.

Sedangkan terkait isu keberlanjutan, pelaku UMKM di marketplace atau pasar daring harus bertahan serta memiliki transaksi berkelanjutan. Selain itu dibutuhkan koordinasi teknis untuk mengonsolidasikan inisiatif dan program lintas stakeholder.



Baca juga: Ciptakan permintaan, Teten: Pemerintah dorong belanja produk UMKM

Baca juga: Masyarakat berpenghasilan diimbau beli produk UMKM, gerakkan ekonomi

Baca juga: UMKM lokal diminta pasarkan produk lewat perdagangan daring