Menko Airlangga prediksi ekonomi RI tumbuh minus 0,49 persen 2020
11 Agustus 2020 18:15 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers tentang perekonomian nasional di masa pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Airlangga mengatakan setelah pada kuartal II tahun 2020 ekonomi Indonesia terkoreksi 5,32 persen, dibutuhkan belanja minimal Rp800 triliun per kuartal ke berbagai sektor untuk mempersempit ruang pertumbuhan negatif. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi perekonomian Indonesia selama tahun 2020 tumbuh minus 0,49 persen sebagai dampak pandemi COVID-19.
“Diharapkan di kuartal ketiga bisa membaik dengan prediksi minus dua, minus satu atau bahkan kita berharap bisa masuk positif,” katanya dalam peluncuran Koalisi Aksi Bersama Melawan Korupsi (CAC) Indonesia secara virtual di Jakarta, Selasa.
Dalam pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi sejumlah negara termasuk Indonesia, Menko Airlangga memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 mencapai minus 1 persen.
Kemudian, kuartal IV-2020 diperkirakan membaik menjadi positif 1,38 persen sehingga pertumbuhan ekonomi selama 2020 diperkirakan negatif 0,49 persen.
Dalam pemaparan itu, Menko Airlangga menyebut dampak COVID-19 terhadap ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara lain.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua negatif 5,32 persen, merosot dibandingkan kuartal pertama mencapai 2,97 persen.
Meski begitu, lanjut dia, negara lain pada kuartal kedua tahun ini juga tumbuh negatif namun jauh lebih dalam dibandingkan Indonesia.
Ia mencontohkan Amerika Serikat pada kuartal kedua perekonomiannya tumbuh negatif 9,5 persen, kemudian Inggris dan Prancis negatif 19,9 persen dan 19 persen bahkan keduanya sudah mengalami resesi.
Sebagian besar negara di Eropa pertumbuhan ekonominya, lanjut dia, tumbuh negatif pada kuartal kedua begitu juga di Brazil, Argentina, dan India yang jatuh lebih dalam negatif 18,92 persen.
“Oleh karena itu kita harus dorong belanja pemerintah ataupun spending masyarakat diberi rasa nyaman dan aman itu yang paling penting agar spending itu bisa berjalan,” katanya.
Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp695,2 triliun untuk biaya penanganan COVID-19 termasuk pemulihan ekonomi nasional.
Saat ini, BUMN Bio Farma sedang melakukan uji klinis kandidat vaksin COVID-19 bekerja sama dengan Sinovac dari China.
“Kita berharap ini berhasil maka kita sudah bisa akses vaksin dan ini akan diproduksi Bio Farma dan tiga-empat vaksin juga didorong dengan Kalbe dengan Korea dan juga salah satu melalui Melinda Gates Foundation atau CEPI yang akan akses di Oxford,” katanya.
Baca juga: BPS: pertumbuhan ekonomi terkontraksi untuk pertama kali sejak 1999
Baca juga: Meski kontraksi, Menko Airlangga nilai ekonomi RI masih lebih baik
Baca juga: Menko Airlangga: Butuh belanja Rp800 triliun untuk dorong konsumsi
“Diharapkan di kuartal ketiga bisa membaik dengan prediksi minus dua, minus satu atau bahkan kita berharap bisa masuk positif,” katanya dalam peluncuran Koalisi Aksi Bersama Melawan Korupsi (CAC) Indonesia secara virtual di Jakarta, Selasa.
Dalam pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi sejumlah negara termasuk Indonesia, Menko Airlangga memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 mencapai minus 1 persen.
Kemudian, kuartal IV-2020 diperkirakan membaik menjadi positif 1,38 persen sehingga pertumbuhan ekonomi selama 2020 diperkirakan negatif 0,49 persen.
Dalam pemaparan itu, Menko Airlangga menyebut dampak COVID-19 terhadap ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara lain.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua negatif 5,32 persen, merosot dibandingkan kuartal pertama mencapai 2,97 persen.
Meski begitu, lanjut dia, negara lain pada kuartal kedua tahun ini juga tumbuh negatif namun jauh lebih dalam dibandingkan Indonesia.
Ia mencontohkan Amerika Serikat pada kuartal kedua perekonomiannya tumbuh negatif 9,5 persen, kemudian Inggris dan Prancis negatif 19,9 persen dan 19 persen bahkan keduanya sudah mengalami resesi.
Sebagian besar negara di Eropa pertumbuhan ekonominya, lanjut dia, tumbuh negatif pada kuartal kedua begitu juga di Brazil, Argentina, dan India yang jatuh lebih dalam negatif 18,92 persen.
“Oleh karena itu kita harus dorong belanja pemerintah ataupun spending masyarakat diberi rasa nyaman dan aman itu yang paling penting agar spending itu bisa berjalan,” katanya.
Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp695,2 triliun untuk biaya penanganan COVID-19 termasuk pemulihan ekonomi nasional.
Saat ini, BUMN Bio Farma sedang melakukan uji klinis kandidat vaksin COVID-19 bekerja sama dengan Sinovac dari China.
“Kita berharap ini berhasil maka kita sudah bisa akses vaksin dan ini akan diproduksi Bio Farma dan tiga-empat vaksin juga didorong dengan Kalbe dengan Korea dan juga salah satu melalui Melinda Gates Foundation atau CEPI yang akan akses di Oxford,” katanya.
Baca juga: BPS: pertumbuhan ekonomi terkontraksi untuk pertama kali sejak 1999
Baca juga: Meski kontraksi, Menko Airlangga nilai ekonomi RI masih lebih baik
Baca juga: Menko Airlangga: Butuh belanja Rp800 triliun untuk dorong konsumsi
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: