Palembang (ANTARA) - Satuan tugas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan menyiagakan sembilan unit helikopter untuk mengatasi bencana tersebut pada masa puncak kemarau pada Agustus 2020.

Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Senin, menyebutkan adanya armada udara itu untuk mengoptimalkan pencegahan dan penanganan kasus karhutla saat terpantau keberadaan titik panas melalui satelit.

"Kalau ada kebakaran hutan dan lahan, ada api, langsung siram air pakai helikopter," kata Herman Deru.

Baca juga: Jumlah titik panas di Sumsel naik tiga kali lipat

Herman menegaskan, "Tidak boleh ada titik api yang dibiarkan membara, apalagi sampai meluas."

Oleh karena itu, kata dia, ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan karhutla itu menjadi sangat penting.

"Kami sudah kucurkan dana Rp45 miliar yang dibagi-bagi ke beberapa kabupaten untuk membantu penanganan karhutla," kata dia.

Selain menyiapkan helikopter water bombing di Lanud Srimulyono Herlambang Palembang Herman meminta petugas Satgas Darat juga lebih sigap.

"Satgas sudah saya instruksikan jangan tunggu helikopter datang. Helikopter tetap datang tetapi harus dipadamkan secara konvensional, lakukan pencegahan penanganan dini," kata Gubernur Sumsel.

Baca juga: Sumatera Selatan andalkan kolaborasi multipihak cegah karhutla

Sementara itu, Danrem 044/GAPO Brigjen TNI Jauhari yang juga Dansatgas Operasi Karhutbunla Sumsel menyebutkan luas lahan gambut di Sumsel seluas 1.270.421 hektare atau 16,3 persen dari luas wilayah, sementara luas lahan perkebunan seluas 2,9 juta hektare.

"Mayoritas mata pencaharian masyarakat bertani dan berkebun. Umumnya mereka buka lahan perkebunan dengan membakar," katanya.

Personel sudah disiapkan beserta alat utama udara, yakni pesawat dan helikopter tipe MI-8 water boombing, dengan wilayah operasi ada 108 desa rawan yang tersebar di Sumsel.

Pihaknya pun melakukan sosialisasi secara masif, terutama untuk mencegah masyarakat membakar lahan.

Hal itu dilakukan Satgas Darat dan TNI/Polri, pemerintah, perusahaan, dan komponen masyarakat di 108 desa rawan.

Baca juga: Cegah karhutla di Sumsel, KPH dijadikan andalan

Selan itu, monitoring dan surveillance potensi ancaman, secara rutin setiap hari melaksanakan patroli darat dan udara, serta penegakan hukum yang menyadarkan dan membangun sistem.

Hal itu termasuk menyiagakan pasukan reaksi cepat, menyiapkan sarana dan parasarana, melaksanakan pelatihan dan pengembangan inovasi teknologi tepat guna, dan melaksanakan optimalisasi desa tangguh/tangkal di kabupaten/kota.

"Dengan upaya serius ini dapat menekan kejadian karhutla dibandingkan tahun lalu," kata Dansatgas Operasi Karhutbunla Sumsel.