Wapres Ma'ruf Amin minta peneliti perhatikan kualitas produk riset
10 Agustus 2020 16:48 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam acara pembukaan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25 Tahun 2020 di Jakarta, Senin (10/8/2020). (Asdep Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Setwapres)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta seluruh peneliti memperhatikan kualitas produk riset yang dihasilkan dan mengikuti prosedur standar uji sebelum memasarkan produk-produk hasil penelitiannya ke masyarakat.
"Saya berharap para peneliti dan inovator terus memperhatikan kualitas dari produk-produk yang dihasilkannya. Saya juga berharap para peneliti dapat melalui tahapan sesuai dengan prosedur yang ada," kata Ma'ruf Amin saat membuka acara peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25 di Jakarta, Senin.
Menurut dia, melakukan penelitian dan menciptakan produk yang inovatif tidak mudah. Banyak tahapan yang harus dilewati sampai hasil penelitian tersebut bisa dipasarkan dan berguna bagi masyarakat.
Baca juga: Wapres: Produk inovasi karya anak bangsa hanya sedikit yang komersial
Dalam hal penelitian tentang obat-obatan, Ma'ruf berharap para peneliti menerapkan standar uji klinis yang tepat.
"Saya mengimbau para peneliti harus melalui tahapan sesuai prosedur sebelum dikomersialkan. Jangan sampai sebuah inovasi baru telah dikomersialkan, tetapi tanpa melalui tahapan yang sesuai prosedur; yang lebih penting adalah produk tersebut jangan sampai berbahaya bagi para penggunanya," katanya.
Wapres mengatakan sebenarnya para peneliti di Indonesia sudah banyak menciptakan produk inovasi, namun sedikit di antaranya yang berhasil dipasarkan.
Baca juga: Wapres: Hakteknas momen tepat kembangkan inovasi vaksin COVID-19
"Salah satu penyebab kurang berhasilnya produk inovasi penelitian tersebut dikomersialkan ialah masih sedikitnya jumlah peneliti yang bekerja di dalam negeri," katanya.
Ma'ruf mengatakan Pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk penelitian dan inovasi, namun jumlah sumber daya peneliti di Indonesia masih kurang, yakni hanya 89 orang per 1 juta penduduk.
Oleh karena itu, Wapres berharap dengan adanya peringatan Hakteknas, masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya inovasi dan penelitian dalam memenuhi kebutuhan akan pengembangan teknologi.
Baca juga: Wapres luncurkan desa inovasi, salah satunya ada di Gorontalo
"Hakteknas ini saya anggap penting dalam mendorong budaya inovasi di Tanah Air. Saya harap melalui acara ini dapat mendorong budaya inovasi masyarakat Indonesia," ujarnya.
"Saya berharap para peneliti dan inovator terus memperhatikan kualitas dari produk-produk yang dihasilkannya. Saya juga berharap para peneliti dapat melalui tahapan sesuai dengan prosedur yang ada," kata Ma'ruf Amin saat membuka acara peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25 di Jakarta, Senin.
Menurut dia, melakukan penelitian dan menciptakan produk yang inovatif tidak mudah. Banyak tahapan yang harus dilewati sampai hasil penelitian tersebut bisa dipasarkan dan berguna bagi masyarakat.
Baca juga: Wapres: Produk inovasi karya anak bangsa hanya sedikit yang komersial
Dalam hal penelitian tentang obat-obatan, Ma'ruf berharap para peneliti menerapkan standar uji klinis yang tepat.
"Saya mengimbau para peneliti harus melalui tahapan sesuai prosedur sebelum dikomersialkan. Jangan sampai sebuah inovasi baru telah dikomersialkan, tetapi tanpa melalui tahapan yang sesuai prosedur; yang lebih penting adalah produk tersebut jangan sampai berbahaya bagi para penggunanya," katanya.
Wapres mengatakan sebenarnya para peneliti di Indonesia sudah banyak menciptakan produk inovasi, namun sedikit di antaranya yang berhasil dipasarkan.
Baca juga: Wapres: Hakteknas momen tepat kembangkan inovasi vaksin COVID-19
"Salah satu penyebab kurang berhasilnya produk inovasi penelitian tersebut dikomersialkan ialah masih sedikitnya jumlah peneliti yang bekerja di dalam negeri," katanya.
Ma'ruf mengatakan Pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk penelitian dan inovasi, namun jumlah sumber daya peneliti di Indonesia masih kurang, yakni hanya 89 orang per 1 juta penduduk.
Oleh karena itu, Wapres berharap dengan adanya peringatan Hakteknas, masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya inovasi dan penelitian dalam memenuhi kebutuhan akan pengembangan teknologi.
Baca juga: Wapres luncurkan desa inovasi, salah satunya ada di Gorontalo
"Hakteknas ini saya anggap penting dalam mendorong budaya inovasi di Tanah Air. Saya harap melalui acara ini dapat mendorong budaya inovasi masyarakat Indonesia," ujarnya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: