Washington (ANTARA News/AFP) - Raksasa perbankan AS Citigroup, Senin, mengumumkan rencana membayar kembali 20 miliar dolar bantuan pemerintah dalam sebuah langkah besar menuju bangkit keluar dari "bailout" (dana talangan) besar-besaran.

Citi, yang terus terapung oleh serangkaian penyelamatkan negara selama krisis keuangan, mengatakan akan menjual 20,5 miliar dolar dalam sekuritas baru di bawah rencana tersebut.

Dana yang diperoleh akan digunakan untuk membeli kembali saham preferen yang dimiliki oleh departemen keuangan AS di bawah Troubled Asset Relief Program (Program Bantuan Aset Bermasalah).

Rencana tersebut juga meminta departemen keuangan untuk menjual lima miliar dolar saham biasa yang dipegangnya di Citi dan "untuk menjual sisa sahamnya secara teratur selama enam sampai 12 bulan mendatang," kata sebuah pernyataan Citigroup.
Penyelamatan Citigroup adalah yang paling luas bagi bank-bank AS yang terkena krisis keuangan tahun lalu.

Pemerintah menyuntikkan total 45 miliar dolar dalam perusahaan, sesalah satu grup perbankan terbesar dunia. Dana tersebut dikonversi sebagian menjadi saham biasa awal tahun ini dalam pertukaran saham sekitar 34 persen di Citi.

Kesepakatan ini juga menyerukan diakhirinya tambahan jaminan negara untuk Citi dalam apa yang disebut perjanjian pembagian kerugian.

"Kami sangat senang dapat membayar kembali saham preferen yang dikuasai pemerintah AS dan untuk mengakhiri perjanjian pembagian kerugian," kata Kepala Eksekutif Citigroup Vikram Pandit.

"Kami berutang kepada pembayar pajak Amerika, sebuah utang terima kasih dan menghargaikewajiban kami untuk mendukung pemulihan ekonomi melalui pemberian pinjaman dan bantuan kepada pemilik rumah dan peminjam lainnya yang membutuhkan." (*)