Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore turun 15 poin, karena pelaku masih melepas rupiah, meski aksi lepas itu mulai berkurang, namun melemahnya bursa regional masih menekan pasar uang domestik.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.455-Rp9.465 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.435-Rp9.445 atau turun 15 poin.

Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Senin mengatakan, sentimen negatif pasar masih tinggi sehingga rupiah tetap terpuruk meski tekanannya agak berkurang.

Namun koreksi harga yang terjadi pada sore ini dinilai wajar, karena bursa regional melemah, ujarnya.

Rupiah, menurut Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa, negatif pasar itu tidak akan lama, karena sentimen positif akan muncul dengan masih adanya investor asing bermain di pasar.

Pelaku pasar masih menunggu kelanjutan dari masalah Bank Century yang dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional bahkan DPR pun mengajukan hak hak angket untuk menyusuri dana talangan sebesar Rp6,7 triliun, ucapnya.

Mata uang lokal itu, lanjut dia masih berkisar Rp9.450-Rp9.475 per dolar dan kemungkinan dalam waktu lama akan masih berkisar pada level tersebut.

Posisi rupiah pada kisaran itu diperkirakan akan berubah pada akhir tahun ini, sehingga posisinya mendekati angka Rp9.400 per dolar.

"Kami optimis rupiah akan berubah ke arah posisi Rp9.400 per dolar menyusul masuknya investor asing ke pasar domestik untuk kembali bermain di pasar uang maupun pasar saham, tuturnya.

Menurut dia, pasar akan kembali bergairah, menyusul membaik stabilitas politik menyusul makin pudarnya aksi demo sehingga arus lalu lintas berjalan lancar.

Hal ini akan mendorong nilai tukar rupiah menguat yang didukung dengan membaiknya bursa Wall Street, ucapnya.(*)