Pengamat: Pembukaan kawasan wisata Dieng bangkitkan ekonomi daerah
9 Agustus 2020 20:38 WIB
Fenomena embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat Celsius menyelimuti kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019). Embun beku ini menjadi daya tarik bagi wisatawan. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/pras.
Banjarnegara (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman Chusmeru menilai pembukaan Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, akan membangkitkan perekonomian daerah.
"Kendati demikian, perlu adanya konsistensi penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat dalam rangka adaptasi kebiasaan baru, perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena pandemi COVID-19 pada saat ini belum berakhir," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Minggu.
Baca juga: Fenomena embun upas kembali muncul di Dieng
Dia menjelaskan dengan dibukanya kembali destinasi wisata di Dieng, maka gairah perekonomian di sektor wisata akan kembali bangkit.
"Hal itu tentunya akan berdampak pula pada sektor lain, seperti perhotelan, transportasi, kerajinan, pekerja seni dan kuliner daerah," katanya.
Kedua, kata dia, pembukaan wisata Dieng secara sosial psikologis membuat kepercayaan masyarakat kembali tumbuh untuk mengelola kembali destinasi wisata yang lama tutup.
"Begitu pula dengan wisatawan, akan kembali tertarik untuk kembali berkunjung ke objek wisata di dataran tinggi yang berhawa dingin itu. Dengan catatan adanya penerapan protokol kesehatan yang ketat," katanya.
Terkait dengan situasi adaptasi kebiasaan baru, tambah dia, ada yang perlu diperhatikan oleh pihak pemerintah daerah dan wisatawan yang berkunjung ke Dieng.
"Paling utama untuk diperhatikan adalah konsistensi penerapan protokol kesehatan. Meskipun menyebabkan ketidaknyamanan dalam menikmati objek wisata, namun sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan penularan COVID-19," katanya.
Yang kedua, kata dia, perlu sosialisasi yang berkelanjutan mengenai penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan tidak berkerumun di objek wisata.
"Sebab, wisatawan kadang secara tidak sadar mengabaikan protokol kesehatan ketika sudah berada di objek wisata, seperti melepas masker maupun berkerumun di satu spot foto yang menarik. Oleh karena itu, perlu ada petugas yang secara khusus mengawasi penerapan protokol kesehatan di objek wisata," katanya.
Selain itu, tambah dia, faktor kebersihan objek wisata juga penting untuk diperhatikan.
"Pengelola objek wisata perlu menyediakan tempat sampah di lokasi-lokasi strategis di mana wisatawan biasanya berhenti untuk beristirahat, jangan sampai lokasi wisata kotor karena sampah," katanya.
"Dieng adalah destinasi wisata yang mengandalkan peninggalan sejarah, budaya, dan keindahan alam, sehingga angan sampai terganggu masalah sampah," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang kaji buka trayek bus wisata Batang-Dieng
Baca juga: Batu Angkruk, sisi lain keindahan Dataran Tinggi Dieng
"Kendati demikian, perlu adanya konsistensi penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat dalam rangka adaptasi kebiasaan baru, perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena pandemi COVID-19 pada saat ini belum berakhir," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Minggu.
Baca juga: Fenomena embun upas kembali muncul di Dieng
Dia menjelaskan dengan dibukanya kembali destinasi wisata di Dieng, maka gairah perekonomian di sektor wisata akan kembali bangkit.
"Hal itu tentunya akan berdampak pula pada sektor lain, seperti perhotelan, transportasi, kerajinan, pekerja seni dan kuliner daerah," katanya.
Kedua, kata dia, pembukaan wisata Dieng secara sosial psikologis membuat kepercayaan masyarakat kembali tumbuh untuk mengelola kembali destinasi wisata yang lama tutup.
"Begitu pula dengan wisatawan, akan kembali tertarik untuk kembali berkunjung ke objek wisata di dataran tinggi yang berhawa dingin itu. Dengan catatan adanya penerapan protokol kesehatan yang ketat," katanya.
Terkait dengan situasi adaptasi kebiasaan baru, tambah dia, ada yang perlu diperhatikan oleh pihak pemerintah daerah dan wisatawan yang berkunjung ke Dieng.
"Paling utama untuk diperhatikan adalah konsistensi penerapan protokol kesehatan. Meskipun menyebabkan ketidaknyamanan dalam menikmati objek wisata, namun sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan penularan COVID-19," katanya.
Yang kedua, kata dia, perlu sosialisasi yang berkelanjutan mengenai penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan tidak berkerumun di objek wisata.
"Sebab, wisatawan kadang secara tidak sadar mengabaikan protokol kesehatan ketika sudah berada di objek wisata, seperti melepas masker maupun berkerumun di satu spot foto yang menarik. Oleh karena itu, perlu ada petugas yang secara khusus mengawasi penerapan protokol kesehatan di objek wisata," katanya.
Selain itu, tambah dia, faktor kebersihan objek wisata juga penting untuk diperhatikan.
"Pengelola objek wisata perlu menyediakan tempat sampah di lokasi-lokasi strategis di mana wisatawan biasanya berhenti untuk beristirahat, jangan sampai lokasi wisata kotor karena sampah," katanya.
"Dieng adalah destinasi wisata yang mengandalkan peninggalan sejarah, budaya, dan keindahan alam, sehingga angan sampai terganggu masalah sampah," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang kaji buka trayek bus wisata Batang-Dieng
Baca juga: Batu Angkruk, sisi lain keindahan Dataran Tinggi Dieng
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: